JAKARTA-Mantan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Wahid Supriyadi mengatakan, kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia pada pekan lalu menunjukkan bahwa orang nomor satu di Indonesia itu concern terhadap perdamaian dunia.
Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-Undang Dasar, yaitu turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Saya kira beliau ingin
menunjukkan bahwa beliau juga care (peduli) masalah internasional. Ini
menunjukkan bahwa beliau juga concern terhadap perdamaian dunia sebagaimana
yang diamanatkan oleh konstitusi kita," Kata Wahid Supriyadi, Minggu
(3/7/2022).
Wahid menuturkan, keberanian Jokowi
untuk mengunjungi dua negara yang berkonflik, yakni Rusia dan Ukraina, patut
diapresiasi. Bukan hanya membawa misi damai, lawatan Jokowi juga melanggengkan
relasi antara Indonesia dengan Negeri Beruang Merah itu.
Hasilnya kata Wahid, Indonesia mampu
melepas blokade ekonomi yang selama ini membuat Ukraina sulit mengekspor
beberapa komoditas unggulan seperti gandum dan pupuk.
"Terjaminnya supply chain untuk
gandum bukan hanya dari Rusia tapi dari Ukraina. Jadi ini sebenarnya salah satu
kunjungan yang berhasil adalah melepas blokade ekonomi," ungkap Wahid.
Lebih lanjut dia menyebut, kunjungan
Jokowi tidak bisa sepenuhnya mampu mendamaikan hubungan Rusia dengan Ukraina.
Sebab, perdamaian murni ada di tangan masing-masing pihak di atas perjanjian
berupa gencatan senjata atau menyelesaikan perang.
Wahid menilai, Presiden Ukraina
Volodymyr Zelensky dan NATO berada pada posisi tinggi untuk menyudahi perang.
Jika Zelensky menyatakan tak jadi bergabung dengan NATO atau NATO tak lagi
mengirim senjata ke Ukraina, perang kemungkinan akan berakhir.
Sedangkan Rusia tidak akan mau
menyetop perang karena tindakan Ukraina yang menjalin kerja sama di bidang
militer dengan NATO dianggap sebagai ancaman. Sebab Rusia beranggapan, NATO
sudah dua kali ingkar janji dan terus berekspansi alias memperluas kerja sama
ke wilayah timur yang menjadi perbatasan Rusia dengan negara Eropa lain.
"(Ukraina) begitu masuk NATO
itu ancaman nyata buat Rusia secara strategis maupun geopolitik. Oke setiap
negara berhak berteman dengan setiap negara lain. Tapi kalau pertemanan itu
mengancam negara lain, akan menjadi masalah," sebut Wahid.
Sebelumnya diberitakan, Presiden
Joko Widodo menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin di Moskwa,
Rusia, Kamis (30/6/2022). Dalam pertemuan itu, kedua Kepala Negara membahas
sejumlah isu.
Putin juga menyampaikan keluh kesah
kepada Jokowi. Salah satu masalah yang diutarakan Putin kepada Jokowi adalah
mengenai dampak sanksi Barat terhadap perusahaan-perusahaan Rusia.
Menurut dia, sanksi tersebut muncul
atas invasi Rusia ke Ukraina- turut berimbas pada ketersediaan bahan pangan dan
pupuk di pasar global. Meskipun sanksi Barat tidak secara resmi dikenakan pada
sejumlah barang Rusia, Putin berkata, pembatasan diberlakukan terhadap
perusahaan domestik dan memperumit proses bisnis.
Dia mengatakan, makanan dan pupuk
secara resmi memang tak termasuk di dalam sanksi. Namun, pemilik perusahaan di
Rusia yang memproduksi makanan dan pupuk, termasuk anggota keluarga mereka
telah dikenakan sanksi.
0 Komentar