JAKARTA-Pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai ada kemungkinan Indonesia menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina yang tengah berperang melalui forum Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022 mendatang.
Akan
tetapi, menurut Hikmahanto persoalan perang Rusia dan Ukraina bisa menjadi
agenda pembahasan tambahan di KTT G20 jika hingga menjelang pelaksanaannya tak
kunjung terjadi gencatan senjata di antara kedua negara itu.
Menurut
Hikmahanto, Presiden Joko Widodo dan pemerintah Indonesia memperlihatkan
keseriusan untuk menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina. Dia juga menilai
Presiden Jokowi bisa memperlihatkan kemampuannya berdiplomasi untuk meredakan
konflik dalam ajang KTT G20.
"Menurut
saya serius meski hal tersebut sebagai alternatif bila gencatan tidak
terjadi," kata Hikmahanto, Rabu (6/7/2022).
"Jadi
nanti Bapak Presiden akan berperan sebagai jembatan saat penyelenggaraan KTT
G20 di Bali. Bapak Presiden bisa fasilitasi sebagai jembatan bagi Presiden Zelensky
dan Presiden Putin untuk langsung berhadap-hadapan," ujar Hikmahanto yang
juga Rektor Universitas Jenderal A. Yani.
Secara
terpisah, Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton
Aliabbas mengatakan, Indonesia sebagai presidensi atau keketuaan G20 harus
banyak melakukan terobosan dan pendekatan untuk mensukseskan agenda KTT G20.
Sebab Rusia merupakan salah satu negara anggota G20.
Di sisi
lain, sejumlah negara anggota G20 adalah negara-negara Blok Barat dan sekutunya
yang merupakan seteru Rusia dan mengancam menolak kehadiran negara itu.
"Peluang
untuk terjadinya perundingan damai tetap dapat terjadi. Dan, salah satunya
adalah melalui pendekatan yang intensif kepada para pihak bertikai untuk mau
duduk berunding," kata Anton.
Anton
menilai Presiden Jokowi punya peluang untuk menjadi mediator bagi Rusia dan
Ukraina. Tinggal sejauh mana kesiapan dan keseriusan Indonesia untuk menawarkan
diri sebagai mediator perundingan damai.
"Meyakinkan
Kremlin dan Kyiv bahwa Indonesia layak dipertimbangkan sebagai mediator andal
membutuhkan proses dan keseriusan," ujar Anton.
Presiden
Jokowi melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia pada 29 dan 30 Juni 2022
lalu.Dalam lawatan ke Kyiv, Ukraina, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden
Volodymyr Zelensky dan juga meninjau puing-puing apartemen akibat serangan
Rusia di Kota Irpin.
Di
Ukraina, Jokowi dan Zelensky berbincang soal misi perdamaian dan ancaman krisis
pangan di dunia jika perang terus berlanjut. Sedangkan dalam kunjungan ke
Rusia, Jokowi bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Usai pertemuan dengan
Putin, Jokowi kembali menekankan soal perdamaian dan kemanusiaan.
0 Komentar