JAKARTA-Presiden Joko Widodo menjatuhkan pilihan pada sapi berukuran jumbo dengan berat 1,1 ton dari Kabupaten Konawe, untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di Sulawesi Tenggara.
Sapi berjenis Simmental itu milik Ade Arianto (26), peternak asal Kelurahan Arombu, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sapi umur 3 tahun 8 bulan itu dibeli Presiden dengan harga Rp 110 juta dari Ade yang merupakan sarjana peternakan lulusan Universitas Halu Oleo Kendari.
Dari perawakannya, sapi gempal berwarna cokelat putih ini terlihat sehat dan lincah. Pemilik sapi, Ade mengaku bahwa dirinya beternak sapi dengan berbagai jenis. Ada Simmental, Limison dan PO. Ia mengaku, senang dan tidak menyangka sapi miliknya dibeli oleh Presiden untuk jadi hewan kurban di Hari Raya Idul Adha 1443 Hijrah nanti.
“Tahun lalu sapiku masuk nominasi urutan kedua, dan sapi dari Konda terpilih karena beratnya memenuhi kriteria. Dan syukur tahun ini sapi saya terpilih jadi hewan kurban Presiden Jokowi," terangnya.
Ia mengaku, dari kecil gemar beternak sapi. Bahkan saat ini, Ade memiliki 13 sapi dengan berbagai jenis di antaranya Limosin Simmental, PO.
"Memang saya suka pelihara ternak dari kecil. Sapi yang dibeli Presiden ini saya beri nama Epah, karena waktu lahir napasnya ngos-ngosan hampir mati," tuturnya.
Oleh dokter hewan saat itu, ia disarankan memberikan susu sapi perah 10 liter setiap hari selama satu bulan penuh, dan akhirnya bisa hidup dan sehat sampai sekarang.
Ia menjelaskan bahwa sapinya itu merupakan hasil kawin suntik antara sapi Brahman dari Australia, yang lokasi peternakan di Singosari, Jawa Timur dengan sapi Bali. Tidak heran harganya bisa mahal mencapai ratusan juta rupiah, sebab biaya perawatannya mencapai jutaan per bulan.
“Harganya memang sebanding dengan biaya pakannya yaitu dedak yang buat mahal, serta perawatannya,” bebernya.
Begitu juga untuk makanan serta kebersihan dari sapi miliknya tidak perlu diragukan. Sapinya teratur diberi makan 2 kali sehari serta tiap pagi dan sore dilakukan pembersihan kandang. Ade menuturkan, pada tanggal 6 Juli 2022, ia bersama Dinas Peternakan Provinsi Sultra akan membawa sapi Epah ke Kecamatan Pasar Wajo, Kabupaten Buton untuk dijadi kurban pada perayaan Hari Raya Idul Adha.
"Saya harus dampingi karena jangan sampai sapinya stres, apalagi dia cium bau orang lain bisa tambah stres," jelasnya.
Sementara itu, Kasubag Bina Keagamaan Biro Kesra Pemprov Sultra Daryodi mengungkapkan, sapi tersebut merupakan hasil seleksi selama satu bulan penuh di seluruh peternakan di Sulawesi Tenggara (Sultra). Sapi jenis Simental milik peternak asal Kabupaten Konawe, Ade Arianto terpilih dengan seleksi yang sangat ketat. Sapi kurban itu telah melalui seleksi ketat dari Dinas Peternakan dengan ketentuan terbaik dan terberat untuk dipilih.
"Dan proses itu sudah dilakukan oleh dinas peternakan, mulai dari sampel darah dan juga tidak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) serta swab. Hasil seluruhnya negatif dan dinyatakan bisa jadi hewan kurban," kata Daryodi, Sabtu (2/7/2022) di kandang sapi milik Ade Arianto di Konawe.
Mengantisipasi wabah PMK, dirinya mengaku pihaknya telah mengirim sampel darah di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dilaboratorium.
"Karena Sultra belum tersedia, sampel darahnya sudah kita terima. Dan hasilnya negatif, aman, Insya Allah aman," ujarnya.
Daryodi menambahkan, sapi jenis Simmetal itu akan didistribusikan pada Rabu (6/7/2022) mendatang. Sapi kurban milik Presiden Jokowi tersebut akan diserahkan di Masjid Raya Nurul Yaqin, Kecamatan Pasar Wajo, Kabupaten Buton untuk masyarakat setempat.
0 Komentar