Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim
banyak negara yang ingin investasi di Indonesia karena takut akan larangan
ekspor bahan mentah.
"Tanya pak ketua KADIN, berbondong-bondong
harian orang datang ingin investasi, entah dari Korea, Jepang, RRT, Eropa
karena takut semuanya bahwa ekspor raw material akan kita hentikan," kata
Jokowi saat memberi arahan kepada KADIN Provinsi se-Indonesia di Jakarta Timur,
Selasa (23/8).
Jokowi mengatakan pemerintah memang telah
melarang ekspor raw material atau bahan mentah seperti nikel, sejak tiga tahun
lalu. Menurutnya, jika Indonesia mengekspor produk jadi, nilai keuntungannya
akan lebih besar.
Ia mengklaim tujuh tahun lalu, nilai
ekspor nikel hanya mencapai US$1,1 miliar atau Rp16 triliun. Namun, setelah
ekspor nikel dilarang, pada 2021 nilai ekspor olahan nikel meningkat menjadi
US$20,8 miliar atau sekitar Rp306 triliun.
"2021 ekspor kita dari nikel saja
US$20,8 miliar lompatannya coba, dari Rp16 triliun melompat jadi Rp300 triliun
lebih, Rp306 triliun. Ini semua yang harus kita sadar tidak bisa berpuluh-puluh
tahun ekspor bahan mentah," ujar Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan agar pengusaha
jangan kaget jika dirinya nanti melarang ekspor bauksit, tembaga, dan bahan
mentah lainnya.
"Jangan kaget saya setop (ekspor)
bauksit, tembaga, jangan kaget saya setop yang biasa kita ekspor raw
material," kata Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil
Lahadalia juga pernah mengatakan pemerintah akan melarang ekspor bauksit dan
timah tahun ini.
"Tahun ini kemungkinan besar bauksit
kami larang ekspor. Kami ingin ada hilirisasi di sini, tahun depan atau bahkan
tahun ini juga timah pun kita dilarang ekspornya," ujar Bahlil dalam
konferensi pers pada April lalu.
Bahlil mengatakan alasan untuk setop
ekspor bauksit karena selama ini Indonesia hanya mengekspor tanpa mengolah
lebih lanjut.
0 Komentar