Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
mengungkapkan pemerintah memiliki satu pekerjaan rumah penting yang belum
kelar. Pekerjaan tersebut adalah pembentukan 'bank emas' alias bullion
bank.
Airlangga Hartarto berharap Holding
Ultramikro, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) & Pegadaian, dapat merintis
pembentukan bullion bank tersebut.
"Pembentukan
bullion bank melalui merger BNI dan Pegadaian produksi emas tidak perlu
diekspor ke Singapura," papar Airlangga, Sabtu (20/8/2022).
Dengan adanya bullion bank, Indonesia tak lagi
perlu mengekspor emasnya ke Singapura. Alhasil, dia menambahkan Indonesia
memiliki cadangan emas tambahan.
Selama ini,
Indonesia telah memiliki banyak tambang emas yang potensial karena terletak
pada ring of fire.
"Ring of fire artinya ring of joy,"
katanya.
Airlangga sendiri sebelumnya mengungkapkan bahwa
target pembentukan bullion bank telah ditetapkan pada tahun depan.
Bullion Bank atau bank emas secara spesifik adalah
bank yang melakukan transaksi pembelian dan penjualan logam mulia. Termasuk
ekspor-impor hingga proses penyimpanannya.
Kementerian
Perdagangan (Kemendag) sempat mengungkapkan keuntungan jika Indonesia punya
Bullion Bank. Nantinya pelanggan luar negeri akan lebih suka membeli emas
batangan dari Bullion Bank Indonesia karena harga yang kompetitif dan tidak ada
shipping cost untuk emas batangan fisik dari luar negeri ke Indonesia.
Adapun,
pembentukan bullion bank dapat memberi manfaat penghematan devisa, sumber
pembiayaan bagi industri, diversifikasi produk bagi bank, dan return bagi
masyarakat.
0 Komentar