Jokowi mengundang sejumlah ahli ekonomi ke Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (3/8). Sejumlah ekonom yang diundang tersebut di antaranya Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, serta ekonom Indef Aviliani dan Esther Sri Astuti.
Dalam pertemuan ini, Jokowi meminta masukan dari para ekonom
tersebut terkait berbagai tantangan global saat ini akibat pandemi Covid-19
serta konflik Ukraina-Rusia.
“Jadi tadi kami di-briefing Pak Jokowi, situasi
Indonesia pada saat dunia mengalami deglobalisasi, ternyata situasinya itu
baiknya itu keliatan dari penerimaan pajak yang naik, kemudian juga ekspor
naik, kemudian juga ada berapa indikator lain yang naik,” ujar Ari usai
pertemuan.
Ari pun menilai, kondisi dunia yang sedang mengalami deglobalisasi
ini tak selalu berdampak negatif. Karena itu, Indonesia perlu memanfaatkan
kondisi ini untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Menurut Ari, kondisi perekonomian nasional saat ini merupakan hasil
upaya yang dilakukan pemerintah sebelum terjadinya pandemi dan juga konflik
Ukraina-Rusia.
“Salah satu yang ditonjolkan itu adalah infrastruktur, transformasi
ekonomi, perlindungan sosial, dan juga hilirisasi,” jelasnya.
Kondisi deglobalisasi saat inipun berdampak pada sejumlah negara
seperti Eropa yang tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya yakni minyak dan gas
akibat konflik di Rusia. Karena itu, Ari menilai situasi saat ini merupakan
momentum yang harus dimanfaatkan Indonesia karena kekayaan mineral yang
dimiliki.
“Jadi ini sebetulnya kesempatan Indonesia punya nikel, punya
bauksit dan tembaga, itu semuanya adalah komponen mobil listrik. Apalagi
sekarang adalah transisi energi dunia sehingga ini momen yang bagus ketika
rantai pasokan dunia sebetulnya sedang berhibernasi. Itulah sebabnya maka kita
lihat tadi ada beberapa indikator bagus,” jelas Ari.
Setelah memanfaatkan momentum tersebut, tantangan selanjutnya yakni
upaya untuk memelihara peluang tersebut. Para ekonom pun menyarankan agar
pemerintah meningkatkan kemampuan pemerintah daerah mengingat terdapat banyak
industri di daerah.
“Terutama karena lokasi-lokasi dari industri yang berubah akibat
deglobalisasi tadi kan ada di daerah," ujar dia.
Ia menilai, relokasi industri ke berbagai daerah juga akan
mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitas berbagai fasilitas
yang dibutuhkan, seperti fasilitas pendidikan di daerah.“Itu kalau kelas
menengah kalau ke sana, itu harus mencari pekerjanya kan, kelas menengah kan
itu kan tanya ada sekolah bagus ga untuk anaknya. Wah kalau gitu sekolahnya
harus bagus, kalau sekolah bagus gurunya harus bagus,” kata Ari.
Selain terkait kondisi global, para ekonom juga memberikan masukan
terkait UMKM kepada
Jokowi. Ari mengatakan, pemerintah seharusnya memberikan perhatian kepada para
pelaku UMKM.
“Karena kan kalau industri besar dari luar
negeri katakanlah datang ke sini, itu kan industri pendukungnya kan menengah
kecil dan mikro kan. Undang saja mereka kalau ada dari negara
lain dan dimitrakan dengan UMKM Indonesia sehingga terjadi transfer teknologi,”
kata dia.
0 Komentar