Presiden
RI Joko Widodo (Jokowi) membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan
Konstitusi Sedunia Tahun 2022/5th Congress of the World Conference on
Constitutional Justice (WCCJ), di Nusa Dua, Bali, Rabu (05/10/2022) malam.
Presiden
mengharapkan kongres Mahkamah Konstitusi (MK) sedunia ini dapat melahirkan
langkah bersama lintas negara untuk membangun perdamaian dan menegakkan
keadilan serta menangani krisis.
“Saya
sangat mengharapkan konferensi ini menjadi forum untuk bertukar pikiran dan
bertukar pengalaman. Saya mengharap adanya langkah bersama lintas negara dalam
membangun perdamaian, dalam menangani krisis, dan sekaligus dalam menegakkan
constitutional justice,” ujar Presiden dalam sambutannya.
Presiden
menekankan bahwa di tengah menguatnya rivalitas antarnegara, baik di bidang
militer maupun ekonomi, rajutan persahabatan antarbangsa harus terus diperkuat
begitu juga dengan jalinan kerja sama antarnegara.
“Kita
perbanyak kolaborasi untuk mewujudkan stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran
dunia. Kita perluas ruang-ruang kerja sama, baik dalam konteks bilateral maupun
multilateral. Persaudaraan dan solidaritas harus terus kita bangun dengan
langkah-langkah yang nyata dan hasil-hasil yang nyata,” ujarnya.
Presiden
menyampaikan, negara-negara di dunia saat ini tengah berjuang menghadapi krisis
dan tantangan ketidakpastian global. Pandemi COVID-19 yang belum usai ditambah
dengan perang Ukraina-Rusia telah memicu krisis global, baik pangan, energi,
dan finansial.
Presiden
menilai, situasi ini menjadikan tugas hakim konstitusi dan juga tugas bersama
menjadi semakin sulit dan berat, menegakkan constitutional justice dan juga
menangani krisis yang melanda.
“Selain
memperjuangkan constitutional justice yang merupakan elemen kunci dari
demokrasi, perlindungan HAM, dan kepastian hukum, masing-masing negara pasti
sedang berjuang keras menghadapi krisis pangan, energi dan finansial,
masing-masing negara pasti mencari sinergi antara constitutional justice dengan
penanganan krisis,” ujarnya.
Presiden
pun menekankan pentingnya peran MK sebagai pilar utama dalam menegakkan
constitutional justice, yang merupakan elemen kunci dari demokrasi,
perlindungan hak asasi manusia (HAM), dan kepastian hukum.
Menutup
sambutannya, Presiden kembali mengajak semua peserta kongres berjuang bersama
untuk membangun perdamaian sekaligus mengelola krisis dengan baik.
“Kita harus
bersama-sama berjuang untuk menghentikan perang dan membangun perdamaian.
Tetapi, kita juga harus bersiap untuk memitigasi dan mengelola krisis dengan
sebaik-baiknya,” tandasnya.
Usai
menyampaikan sambutan, Presiden Joko Widodo didampingi Ketua MK RI Anwar Usman,
Special Representative of the Venice Commission Gianni Buquicchio, Menteri Luar
Negeri Retno LP Marsudi, dan Gubernur Bali I Wayan Koster memukul gong sebagai
tanda pembukaan kongres.
0 Komentar