Uni Eropa
menyampaikan pesan belasungkawa terhadap tragedi Kanjuruhan usai laga Arema
melawan Persebaya. Kerusuhan yang berujung stampede atau kepanikan massal yang
menyebabkan ribuan penonton bola berdesakan keluar stadion itu menewaskan
setidaknya 125 orang dan melukai 300 orang lainnya. Tragedi Kanjuruhan menjadi
insiden paling mematikan terbesar kedua dalam sepak bola dunia, pada Sabtu
(1/10/22).
"Simpati
terdalam dan duka cita bagi para keluarga korban stampede di Kota Malang. Uni
Eropa ada bersama Indonesia dalam momen kesedihan besar ini @Jokowi," ucap
Presiden Dewan Eropa Charles Michel melalui kicauan di Twitter pada Minggu
(3/10/22).
Selain Presoden Dewan
Eropa Charles Michel, sejumlah tokoh dunia juga telah mengucapkan duka cita
atas tragedi mematikan ini. Paus Fransiskus turut mendoakan korban meninggal
dan terluka dalam tragedi Kanjuruhan. Pemimpin Gereja Katolik sedunia tersebut
juga memanjatkan doanya dari balik jendela yang menghadap ke St. Peter's Square
di Vatikan, Roma, pada Minggu (2/10/22).
"Saya berdoa
untuk mereka yang kehilangan nyawa dan yang terluka akibat bentrokan yang pecah
setelah pertandingan sepak bola di Malang, Indonesia," ujar Paus
Fransiskus, seperti dilansir Vatican News.
Tragedi Kanjuruhan
memang menarik perhatian internasional. Sejumlah media asing, mulai dari CNN
hingga The New York Times, menyoroti tragedi yang menewaskan setidaknya 125
orang tersebut. Berbagai klub bola dunia dan atlet sepakbola ternama juga
melayangkan simpati dan duka cita terhadap para keluarga dan korban tragedi
Kanjuruhan.
Kericuhan ini bermula
ketika skuad tuan rumah, Arema FC, dinyatakan kalah dalam laga melawan
Persebaya dengan skor 2-3. Tak terima, sejumlah pendukung Arema turun dari
tribun penonton ke tengah lapangan. Karena situasi kian kacau, kepolisian
sempat mengadang penonton, kemudian menembakkan gas air mata.
Namun, gas air mata
itu tak hanya ditembakkan ke arah pendukung yang turun ke lapangan, tapi juga
ke tribun penonton. Para pengunjung pun panik. Massa lantas berdesak-desakan
keluar dari stadion. Di tengah kepanikan itu, banyak penonton mengalami sesak
napas, terjatuh, dan terinjak-injak hingga tewas.
0 Komentar