Program Jogo Tonggo yang awalnya digagas untuk menangani pandemi Covid-19 dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, akan terus dikembangkan untuk mengatasi persoalan-persoalan lain. Sebab, program itu terbukti mampu menangani Covid-19, bahkan beberapa waktu lalu mendapat pengakuan dari Denmark dan Australia.
“Seperti kemarin yang sudah kita alami pada saat kondisi Covid-19, betapa peran penting Jogo Tonggo. Karena Jogo Tonggo ini adalah yang terdepan, yang paling dekat dengan masyarakat. Tentu saja segala informasi lebih cepat, dan aktivitas penanganan lebih cepat,” tutur Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, saat membuka Lokakarnya Visioning Jogo Tonggo Provinsi Jawa Tengah 2022, di Hotel Ibis, Selasa (15/11/2022)
Berkaca pada keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana mengembangkan program tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan lain. Seperti stunting dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).
“Kita juga bicara problem-problem mungkin yang sedang kita hadapi, masalah stunting dan nanti juga dari teman-teman Dindik, bahwa angka IPM kita masih perlu di-push lagi. Bagaimana bicara masalah angka putus sekolah. Ini mungkin kita perlu mengoptimalkan Jogo Tonggo, karena di situ pasti akan lebih tahu informasi, kondisi-kondisi anak-anak kita yang putus sekolah. Problemnya apa, kendalanya apa, tetangga pasti lebih tahu,” jelasnya.
Untuk kebutuhan penanganan berbagai persoalan itu, lanjut Sekda, tentu perlu meluaskan kolaborasi. Kolaborasi antara lain meliputi unsur Organisasi Perangkat Daerah, instansi vertikal, dan organisasi sosial di masyarakat. Melalui kolaborasi yang terjalin, informasi mengenai penanganan persoalan yang menjadi fokus penyelesaian, bisa tersampaikan kepada pemerintah dan selanjutnya mengambil kebijakan dengan tepat.
“Dengan Jogo Tonggo ini nanti juga kolaborasi untuk informasi dan sebagainya itu bisa tersampaikan. Sehingga, kita dari pemerintahan bisa mengambil kebijakan-kebijakan apa untuk mengatasi problem-problem,” ujarnya.
0 Komentar