Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memberikan kemudahan bagi pengguna Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng dengan insentif tarif dan kehadiran layanan QRIS. Untuk insentif tarif, Ganjar memberikannya kepada pelajar/mahasiswa, pekerja, dan veteran.
“Tarif yang sangat murah, yakni Rp 4.000 untuk penumpang umum (jauh-dekat) dan Rp 2.000 untuk veteran, pelajar/mahasiswa, dan pekerja,” kata Ganjar dalam keterangannya, Rabu (21/12).
Tak hanya itu, Ganjar juga memberikan insentif dan kemudahan bagi pemilik atau pengusaha transportasi umum, baik pengaturan rute sampai perizinan. Dalam hal ini, Pemprov Jateng mengoperasionalkan BRT Trans Jateng.
“Yang kami operasionalkan langsung itu angkutan aglomerasi BRT Trans Jateng. Sudah ada 6 koridor nanti tahun 2023 akan dibuka satu koridor lagi. Busnya milik penyedia layanan, jadi kami beli layanan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jateng Henggar Budi Anggoro.
Enam koridor yang sudah beroperasi antara lain Koridor 1 Bawen (Ungaran)-Tawang (Semarang), Koridor 2 Bulupitu (Purwokerto)-Bukateja (Purbalingga), Koridor 3 Bahurekso (Kendal)-Mangkang (Semarang), Koridor 4 Surakarta-Sragen, Koridor 5 Kutoarjo (Purworejo)-Borobudur (Magelang), dan Koridor 6 Halte Penggaron (Semarang)-Terminal Godong (Grobogan).
Henggar mengatakan, dari enam koridor yang berjalan itu, ada 101 armada BRT Trans Jateng yang beroperasi. Sebanyak 98 armada beroperasi secara normal dan 3 armada sebagai cadangan jika bus yang lain mengalami masalah. Sementara, tahun 2023 ditargetkan akan ada rute baru Surakarta-Wonogiri. Hal itu sejalan dengan pengembangan sistem pembayaran nontunai melalui QRIS dan aplikasi Si Anteng.
“Kami juga kembangkan shelter dan armada ramah disabilitas, petugas juga kami latih untuk penanganan penumpang disabilitas. Memang belum semua koridor karena ada armada yang masih pakai high deck. Ke depan kami akan kembangkan lagi untuk layanan terbaik bagi semua masyarakat,” ujarnya.
Layanan BRT Trans Jateng pun mendapat respons positif dari warganet. Contohnya akun Twitter @fmhd8 yang menyebut layanan itu terus berkembang dengan kehadiran berbagai inovasi. “Bagaimana dengan Trans Jateng? Sama, mereka semakin hari juga semakin improve. Mulai dari layanan hingga sarana. Baik Trans Jateng maupun Trans Semarang operatornya adalah konsorsium angkutan existing, ini meminimalisasi adanya gesekan dengan transportasi existing,” tulisnya.
0 Komentar