Sebelum lengser dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kerap kali menyatakan beberapa komentar yang kontroversial, salah satunya adalah mengenai banjir atau teori air.
Hal ini diungkap oleh pegiat media sosial sekaligus kader PSI, Guntur Romli yang sebelumnya melihat keberhasilan PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyelesaikan pembangunan sodetan Kali Ciliwung setelah enam tahun mangkrak.
“Nah kalau menurut saya sih sebenarnya tidak kaget ya karena ada orang yang kalau dalam istilahnya yang sering diucapkan oleh Rocky Gerung adalah orang dungu yang membuat proyek ini mangkrak selama 6 tahun,” kata Guntur.
“Kenapa bisa disebut dengan dungu ya? Karena dia percaya pada teori bahwa air banjir yang ada di Jakarta bisa dimasukkan ke dalam tanah. Ini kan hanya orang dungu yang menurut saya percaya teori itu,” tuturnya.
Meski tak menyebut siapa sosok ‘dungu’ itu Guntur mengemukakan pernyataan Anies yang percaya bahwa air yang volumenya besar sekali yang bikin banjir Jakarta ini bisa diatasi dengan melubangi jalan-jalan dengan membuat proyek yang disebut dengan sumur resapan.
“Ternyata selain merusak jalan-jalan Jakarta, fungsinya juga bukan untuk menyerap air tapi hanya menyerap anggaran dan lebih dari itu ya banyak yang sudah menjadi korban dari sumur sumur resapan itu,” jelas dia.
“Kemudian juga ya orang dungu itu juga bersilat lidah bahwa dia menyebut itu bukan banjir tapi parkir air,” tambahnya.
Guntur mengatakan ‘orang’ tersebut sudah tidak kerja, tapi bisa berkelit dengan menyebut banjir sebagai parkir air.
“Kemudian, dia punya teori juga dengan istilah naturalisasi. Teori yang tidak pernah dipraktekkan dan tidak pernah terlihat apa wujudnya. Sementara kalau kita melihat banjir di Jakarta bahwa sungai itu memang butuh dinormalisasi bukan di naturalisasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tak mengherankan jika Heru Budi bisa menyelesaikan masalah Ciliwung ini dengan cepat karena ia bekerja tanpa banyak teori.
0 Komentar