Menko Polhukam Mahfud Md mengungkapkan dilema yang dihadapi pemerintah, terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebelum FIFA akhirnya mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Harap dimaklumi, pemerintah terutama Pak Jokowi menghadapi dilema yang kemudian penyelesaiannya seperti sekarang ini. Masyarakat harus maklum. Adik-adik pesepakbola harus maklum, dunia politik juga harus maklum," kata Mahfud.
Mahfud kemudian menjelaskan tentang sikap politik Bung Karno yang diwariskan hingga saat ini. Pada tahun 1962, Mahfud berujar, Bung Karno menyelenggarakan GANEFO untuk mendukung perjuangan Palestina.
"Bung Karno pada waktu itu terpaksa harus keluar dari PBB, tidak ikut FIFA, tapi membentuk GANEFO karena dia membela Palestina. Bagi Bung Karno, Israel sebagai negara itu oke, tapi dia imperialis karena mendiskriminasi dan merampas hak-hak Palestina. Sehingga bagi Bung Karno imperialis," ujar Mahfud.
Selama Israel tidak memberi pengakuan dan mengembalikan wilayah Palestina kepada warga Palestina, Mahfud menambahkan, Indonesia tidak akan pernah punya hubungan diplomatik dengan Israel.
"Itu sikap dasar Bung Karno di dalam Konferensi Asia-Afrika, di PBB, dan di dalam kebijakan politik luar negeri yang dianut sampai sekarang," jelasnya.
Dalam perkembangannya, jelas Mahfud, Indonesia harus terlibat aktif dalam perdamaian dunia dan pergaulan internasional. Di antaranya melalui olahraga, termasuk bergabung dengan FIFA.
"Nah ini juga tuntutan di dalam kita bernegara, sehingga ada dilema. Kita dituntut dalam rangka melaksanakan pergaulan dunia yang aman, damai, dan bersahabat, ikut pesta sepak bola sedunia melalui FIFA," terangnya.
"Tetapi di sisi lain ada soal diplomasi (dengan Israel), sehingga negara ini dihadapkan pada dilema," sambungnya.
Dalam konteks Piala Dunia U-20, Mahfud menerangkan, pemerintah sudah berupaya mencari jalan tengah. Salah satunya yakni tetap menyelenggarakan Piala Dunia U-20 namun dengan tetap berpegang pada prinsip Bung Karno. Tapi akhirnya tidak ada titik temu.
"Barangkali sebabnya lalu tidak mudah bagi pemerintah untuk melakukan itu, sudah diambil jalan tengah, ditempuh jalan tengah, akhirnya diputuskan sudah, tahun ini FIFA tidak jadi di Indonesia," bebernya.
"Itu sudah diusahakan jalan tengah tanpa melanggar prinsip Bung Karno yang anti-imperialis. Tetapi juga berusaha ikut dalam pergaulan persepakbolaan internasional," ungkap Mahfud.
Mahfud berharap sanksi dari FIFA setelah Indonesia setelah dicoret dari tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak berat.
"Isyaallah sanksinya tidak akan menyebabkan tidak boleh mengikuti kegiatan FIFA. Insyaallah tidak sampai itu, tapi mungkin ada sanksi-sanksi lain yang kita tunggu saja," pungkasnya.
0 Komentar