Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sedang harap-harap cemas. Pasalnya, dukungan partai kepadanya belum memenuhi ambang batas presidential threshold 20 persen. Baru Gerindra doang yang mendukung Menteri Pertahanan tersebut.
Sedangkan PKB yang digadang-gadang akan berkoalisi dengan Gerindra, masih menunggu dan melihat.
PKB masih menunggu syarat yang mereka ajukan yakni Cak Imin jadi Cawapres Prabowo. Jika disetujui, koalisi PKB-Gerindra akan berlanjut. Namun jika tidak disetujui, bisa saja koalisi tersebut akan bubar.
Persoalannya, perolehan suara Gerindra tidak sebanyak PDIP yang bisa mengusung pasangan Capres/Cawapres sendiri. Keberlangsungan Prabowo sebagai Capres benar-benar sangat tergantung pada partai lain, wabil khusus PKB.
hal yang tidak menguntungkan lain bagi Prabowo adalah posisinya gak gelas, sehingga sulit mendapat dukungan. Mau disebut oposisi tapi dia sudah bergabung dengan pemerintah dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Mau disebut bagian dari Jokowi tapi pendukung Jokowi tetap ogah mendukungnya kecuali Permadi Arya dan Immanuel Ebenezer.
Prabowo benar-benar berada di posisi yang sulit. Akan tetapi karena amanat partai sudah memutuskan mengusung Ketumnya sebagai Capres 2024, maka mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas kader Gerindra harus memperjuangkan amanat itu.
Pilihannya cuma ada dua, kalau gak dukung Prabowo ya keluar dari Gerindra. Kira-kira seperti Sandiga Uno yang gak mau lagi mendukung politisi tua berumur 71 tahun itu. Ia berencana pindah ke PPP.
0 Komentar