Tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial terkait catatan Prabowo Subianto dan pendukungnya yang memainkan kampanye hitam pada Pilpres 2019 lalu. Selain itu, pelanggaran HAM yang melibatkan Ketua Umum Partai Gerindra itu pun menjadi pembahasan.
Berbagai sepak terjang masa kelam Bakal Calon Presiden 2024 tersebut membanjiri laman Twitter hingga menjadi trending nomor satu.
Warganet mengungkapkan saat trio relawan Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo-Sandi (Pepes) pada pilpres 2019 yang dijatuhi vonis enam bulan penjara oleh Majelis hakim Pengadilan Negeri Karawang karena melakukan kampanye hitam terhadap capres Joko Widodo atau Jokowi.
“Apa kabar emak-emak pepes yang bilang jika Jokowi jadi presiden gak akan ada lagi suara adzan dan pernikahan sejenis dilegalkan. Jangan-jangan strategi menghalalkan segala cara seperti ini akan terus dilakukan di pilpres 2024 mendatang,” ujar Brianna dalam akun pribadinya @Panterorison20.
Selain itu, jelang pilpres 9 Juli 2019, masyarakat disuguhi berita terkait aktivis sekaligus relawan Prabowo-Sandi, Ratna Sarumpaet yang membuat keonaran dengan menyebarkan kabar hoax penganiayaan.
Dari rangkaian kebohongan yang dilakukan Ratna lewat pesan WhatsApp, termasuk menyebarkan foto-foto wajah yang lebam dan bengkak itu puncaknya membuat Prabowo menggelar jumpa pers pada 2 Oktober 2018. Padahal wajah lebam dan bengkak Ratna merupakan akibat tindakan medis operasi perbaikan muka.
ArdianZA pada akun @YumaAr_ memaparkan bahwa dari kasus penyebaran hoax yang dilakukan Ratna ini memperlihatkan buruknya leadership Prabowo. Hal itu pun, lanjutnya, merupakan bukti gagalnya memimpin tim sukses.
“Entah sengaja atau di bahkan di skenario, tapi sandiwara Ratna Sarumpaet membuktikan Prabowo Subianto tak mampu pimpin timsesnya. Gimana pimpin rakyat Indonesia,” cuitnya.
Netizen pun mempertanyakan, dari sejumlah kasus hoax yang dilakukan relawan saat itu bahkan tidak ada pembelaan dari pihak Prabowo.
“Apa yang terjadi dengan emak-emak itu? Tidak diakui dan disanggah oleh Fadli Zon dengan kata andalan ‘Saya tidak kenal’ dan ‘itu bukan team kita’. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka Raja Tega,” cuit @semakduri123.
“Setelah membela mati-matian, akhirnya ditinggalkan begitu saja. Ternyata salah langkah itu sangat menyakitkan,” ucap @Akbar84.
Warga Twitter lain mengungkapkan kembali penyataan Jenderal TNI (purn) Agum Gumelar yang membeberkan kesalahan Prabowo sebagai pelaku pelanggaran HAM berat. Agum waktu itu menjadi salah satu anggota Dewan Kehormatan Perwira yang ikut menyidangkan Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus sebelum Prabowo ini mengaku bicara dari hati ke hati dengan anggota Tim Mawar, tim yang diduga melakukan penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998, yang merupakan bekas anak buahnya.
“Mustinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Prabowo malu, berawal pada kasus 1998, terjadi penculikan beberapa aktivis. Dan pada kasus ini Prabowo adalah tersangkanya. @Gh1nh4,” pungkasnya.
0 Komentar