Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi di bulan Juni sebesar 0,03 persen. Secara month to month (M to M), catatan inflasi di Jateng semakin menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Hal ini terungkap saat rilis online BPS Jateng, yang dipimpin Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Dadang Hardiwan, Senin (3/7/2023). Ia mengungkapkan, sejumlah peristiwa memengaruhi catatan tersebut.
Di antaranya, penyesuaian harga BBM non subsidi. Selain itu, gerakan pangan murah (GPM) yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng.
Beberapa komoditas yang ikut andil terhadap inflasi di Jateng. Di antaranya daging ayam ras, nasi dengan lauk, gaji asisten rumah tangga, bawang putih, mobil, telur ayam ras, ayam goreng, semangka, dan obat dengan resep.
Di sisi lain, komoditas penahan inflasi atau deflasi adalah, bensin, bawang merah, tarif kereta api, perhiasan emas, cabai merah, tarif angkutan udara, daging sapi, air dalam kemasan, tomat, dan beras.
“Inflasi bulan Juni 2023 lebih rendah daripada bulan Mei 2023. Pada Juni 2023 gabungan enam kota mengalami inflasi secara Month to Month (bulan ke bulan), mencatatkan inflasi 0,03 persen,” ujarnya.
Data BPS Jateng mencatat, pada April 2023, inflasi mencapai 0,28 persen. Kemudian pada Mei 2023 inflasi turun menjadi 0,22 persen. Dadang melanjutkan, catatan inflasi pada Juni 2023 pada 0,03 persen, lebih baik jika dibandingkan kondisi Juni 2022, di mana pada saat itu, Jateng mencatatkan inflasi 0,85 persen.
“Secara year on year (Juni 2023-Juni 2022) menunjukan tren menurun pada Juni 2023 mencapai 3,18 persen, lebih rendah daripada Juni 2022 yang mencapai 4,97 persen. Secara tahun kalender, inflasi gabungan enam kota IHK (Januari-Juni 2023) mencapai 1,34 persen. Ini relatif aman untuk mencapai target inflasi 2023 yang di kisaran tiga persen plus minus satu,” bebernya.
0 Komentar