Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkomitmen memprioritaskan pemberdayaan ekonomi perempuan kelompok rentan di akar rumput. Caranya, lewat beragam pelatihan untuk berwirausaha agar lebih berdaya.
Perempuan kelompok rentan, bukanlah pelaku UMKM murni, tapi potret masyarakat bawah yang berstatus kepala keluarga, penyintas Covid-19, korban kekerasan, korban bencana, penyandang disabilitas, kelompok Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT), bahkan kategori pengidap HIV/ AIDS atau (ODHA).
Implementasi program tersebut di antaranya berbentuk program Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP) yang digeber untuk perempuan rentan di desa-desa. PPEP sendiri meliputi pendampingan teknis sesuai potensi, kearifan, dan kebutuhan masyarakat setempat. Di sini, perempuan belajar tentang keterampilan merintis wirausaha.
Program PPEP mengalami lompatan luar biasa di tahun 2020 saat masa pandemi Covid-19. Jika pada 2019 baru ada tiga desa di tiga kabupaten yang menerima program tersebut, maka pada pada tahun 2020 Ganjar berhasil menggenjotnya jadi 1.701 desa di 35 kabupaten/kota. Tahun 2021 dan 2022 program pemberdayaan kelompok perempuan rentan berlanjut dengan jumlah desa yang sama.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan, selama ini pihaknya sudah memprioritaskan perempuan rentan, anak, dan disabilitas dalam upaya pembangunan dan pengembangan daerah, termasuk dalam pengambilan keputusan.
Ganjar juga menambahkan, langkah konkret pemberdayaan perempuan sudah dilakukan semisal pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi. Menurutnya, ada tiga hal yang dibutuhkan oleh kelompok perempuan, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan, akses modal, dan pendampingan untuk meningkatkan kelas usaha.
0 Komentar