Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, menyatakan bakal calon presiden (capres) dari partainya, Ganjar Pranowo siap memenuhi tantangan BEM UI untuk debat di kampus. Dia menilai bahasa yang digunakan oleh BEM UI untuk mengundang Ganjar dan calon presiden lainnya bombastis.
"Pak Ganjar sudah terbiasa keluar masuk kampus selama ini. Pak Ganjar akan welcome," kata Said saat dikonfirmasi, Kamis, 24 Agustus 2023.
Said menyebut BEM UI merupakan organisasi yang diisi oleh mahasiswa intelektual. Ia memperkirakan para capres akan dicecar soal ide dan gagasannya saat mengikuti debat tersebut. Meski begitu, Said menyebut sampai sekarang belum ada undangan langsung dari BEM UI kepada Ganjar.
Dia pun menyebut bahwa bahasa yang digunakan BEM UI dengan istilah bombastis. Meskipun demikian, dia menilai para mahasiswa di kampus itu memiliki kadar intelektualitas yang mumpuni untuk berdiskusi.
"Saya pikir bahasanya memang bombastis, walaupun saya yakin lah anak-anak di BEM UI itu intelektualitasnya memadai, jauh dari memadai, artinya sudah mapan. Mungkin yang diinginkan, ayo lah para capres itu datangi kampus kampus, kita berdiskusi merumuskan kebijakan-kebijakan bangsa kedepan, kan begitu," kata Said.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Melki Sadek Huang, menyampaikan tantangan kepada para kandidat calon presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2024 untuk datang ke kampusnya. Melki menyatakan mereka siap menguliti ide dan gagasan yang diajukan para kandidat tersebut.
"Karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian. Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu," kata dia.."Kami tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu. Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak," kata Melki melalui keterangan tertulisnya pada Senin, 21 Agustus 2023
Melihat pemikiran calon pemimpin ini menurut Melki, membuat Generasi muda punya alternatif melihat gagasan. Pasalnya generasi muda menurut Melki, sudah bosan melihat banyak kampanye minim substansi dan lip service semata.
"Apalagi jika ditambah dengan permainan identitas dan pencitraan yang tak perlu," ujarnya.
Tantangan itu dilontarkan setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi Undang-Undang Pemilu soal tempat kampanye. Dalam putusan Nomor 65/PUU-XXI/2023, MK akhirnya memasukkan pengecualian fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan boleh digunakan untuk kampanye sepanjang mendapatkan izin dari penanggung jawab tempat dan hadir tanpa atribut kampanye pemilu.
0 Komentar