Pengamat politik Ari Junaedi menilai paparan dan penampilan Ganjar Pranowo dalam Kuliah Kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menunjukkan bakal capres Pilpres 2024 itu mampu membuktikan diri bukan semata-mata petugas partai.
Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institut tersebut menyebut jawaban Ganjar atas pertanyaan-pertanyaan kritis yang dilontarkan dosen maupun mahasiswa UI menunjukkan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut merupakan pelayan rakyat sejati.
Menurut Ari, selama ini istilah 'petugas partai' memang dianggap hal sensitif, terutama bagi Ganjar sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kini menjadi bakal capres dari parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
"Pertanyaan yang sensitif, seperti kekhawatiran soal nantinya hanya akan menjadi 'boneka Megawati', ternyata dijawab Ganjar dengan pengalamannya selama sepuluh tahun memimpin Jawa Tengah," ujar Ari.
Dosen komunikasi politik di sejumlah universitas ternama itu menambahkan Ganjar jelas mampu menguasai panggung di FISIP UI. Ganjar, kata Ari, bisa menjawab berbagai pertanyaan dengan data konkret.
“Ganjar begitu piawai mengendalikan emosi ketika harus menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari mahasiswa. Tidak dengan gaya menghardik apalagi mencengkeram dan menampar, Ganjar menjawab runtut dengan pembawaan santai," tutur Ari.
Mantan wartawan itu menyebut penampilan Ganjar yang tenang dan santai tidak terlepas dari jam terbangnya sebagai aktivis, legislator di DPR, lalu masuk ke birokrasi.
Ari menambahkan permintaan Ganjar kepada mahasiswa untuk tidak serta-merta memilihnya tanpa berbasis data justru menjadi daya tarik tersendiri.
“Ada poin utama yg menjadi daya pikat Ganjar dalam kuliah kebangsaan itu, yakni meminta mahasiswa jangan memilihnya sebelum mencari data tentang Ganjar. Anak-anak milenial sekarang memiliki persepsi yang positif jika pembicara menyampaikan fakta dengan data serta common sense (nalar sehat, red),” ujar Ari.
Saat sesi tanya jawab Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9), seorang mahasiswa bernama Naufal mengajukan pertanyaan apakah Ganjar kelak jika jadi presiden tetap akan menjadi petugas partai alias boneka Megawati.
Namun, Ganjar menjawab pertanyaan itu dengan meminta Naufal meneliti jejak rekam jejaknya selama 10 tahun sebagai gubernur.
“Saya kader partai, tetapi (kalau jadi) presiden, atau gubernur, bukan. Itulah melayani,” kata Ganjar di depan ratusan mahasiswa itu.
"Kalau Anda meriset tentang saya, apa yang saya lakukan, adakah saya hanya berpihak kepada partai saya? Mungkin nyaris Anda tidak menemukan itu," imbuhnya.
0 Komentar