Sejak digulirkan pada 2020, program 'Tuku Lemah Oleh Omah' sudah merealisasikan 1.794 rumah bagi warga miskin Jawa Tengah. Program yang diinisiasi Ganjar Pranowo saat menjabat Gubernur Jateng itu telah mewujudkan mimpi masyarakat miskin untuk memiliki rumah sendiri.
'Tuku Lemah Oleh Omah', merupakan salah satu program Ganjar Pranowo, selain program-program kerakyatan lainnya yang digagas selama menjabat gubernur. Bagi Ganjar, ide program 'Tuku Lemah Oleh Omah' itu sangat berarti. Selain untuk membantu rakyat memiliki rumah sendiri, masa lalu Ganjar yang pernah hidup sengsara juga menjadi kompas bagi arah kebijakannya yang prorakyat.
Hidup pas-pasan bersama kedua orangtua dan lima saudaranya, Ganjar merasakan betapa susahnya tidak mempunyai rumah. Ia sekeluarga pernah diusir dari kontrakan karena tak kunjung membayar tunggakan juga selalu membekas di ingatan. Karenanya, Ganjar tak ingin, tragedi serupa dialami oleh masyarakat lainnya.
"Kami pernah diusir dari kontrakan. Bahkan kuliah saya hampir putus di tengah jalan karena tidak ada biaya. Saya tidak pernah bisa melupakan momen-momen kenangan itu di hati saya," katanya dalam video 'MANIFESTO #1: MARI BERSATU BUKAN BERSETERU', yang diunggah pada YouTube Ganjar Pranowo.
Semasa menjabat Gubernur Jateng, Ganjar membangun 1.794 rumah bagi warga miskin melalui 'Tuku Lemah Oleh Omah'. Bantuan stimulan ini bertujuan untuk mengurangi backlog atau angka kekurangan kebutuhan perumahan bagi masyarakat di Provinsi Jateng.
Bagi warga yang belum memiliki tanah, Pemprov akan memfasilitasi pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK Jateng. Para pemohon program ini adalah warga miskin yang terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Selain program 'Tuku Lemah Oleh Omah' banyak program Ganjar lainnya yang prorakyat, yang digulirkan selama ia menjabat sebagai Gubernur Jateng. Di antaranya perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) menjadi rumah sehat layak huni (RSLH), jambanisasi, SPP gratis, SMKN Jateng untuk warga miksin, dan lainnya. Semua demi kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
0 Komentar