Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas capres Anies Baswedan menurun setelah mendeklarasikan diri berpasangan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal cawapres.
Direktur LSI Adjie Alfaraby mengatakan elektabilitas Anies turun sebesar 5,2 persen. Semula elektabilitas Anies berada di angka 19,7 pada bulan Agustus menjadi 14,5 persen pada bulan September.
"Pasca memilih Cak Imin sebagai cawapres justru elektabilitas Anies menurun dari Agustus 19,7 persen turun ke 14,5 persen," kata Adjie dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube resmi LSI Denny JA, Senin (2/10).
Adjie menyebut terdapat dua faktor yang menyebabkan elektabilitas Anies turun berpasangan dengan Cak Imin.
Kedua faktor tersebut yakni kritik keras yang dilontarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Anies usai memilih Cak Imin dan elektabilitas Cak Imin yang cenderung rendah dibanding AHY.
"Kritik-kritik keras ini yang kemudian beredar luas sehingga ini juga yang mengganggu elektabilitasnya Pak Anies," jelas Adjie.
"Kedua adalah kalau kita lihat secara personal memang Cak Imin ini kalah populer dibanding AHY sebagai cawapres," imbuhnya.
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden dengan metode multi-stage random sampling dan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka serta menggunakan kuesioner. Survei dilakukan pada tanggal 4 hingga 12 September dengan margin of error sebesar lebih kurang 2,9 persen.
Sementara, hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebut banyak pemilih Anies Baswedan di Jawa Timur (Jatim) yang iman politiknya masih lemah.
"Di Jawa Timur pemilih Anies Baswedan dari 14 persen [total suara], 41,8 persen itu mengaku sangat atau cukup besar kemungkinannya untuk mengubah pilihan. Pendukung Anies masuk dalam kategori pemilih yang iman politiknya masih lemah," tutur Burhanuddin Muhtadi, Peneliti Utama Indikator dalam sebuah acara daring, Minggu (1/10).
Burhanuddin Muhtadi menjelaskan mereka yang mengatakan kecil kemungkinannya untuk mengubah pilihan dalam survei itu disebut dengan pemilih kuat atau strong voters. Sementara mereka yang mengaku masih mungkin mengubah pilihannya disebut dengan swing voters atau weak voters, atau pemilih lemah.
Burhanuddin mengatakan hal tersebut menjadi pekerjaan rumah buat Anies. Pasalnya, dengan perolehan suara 14 persen yang masih cukup tertinggal, Anies juga memiliki pendukung yang termasuk dalam 'kategori pemilih yang iman politiknya masih lemah'.
0 Komentar