Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo berbicara mengenai ide dan gagasannya terkait sektor kesehatan. Menurut gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut, kesehatan merupakan sebuah hal penting dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Untuk mewujudkan SDM yang unggul tersebut, kata Ganjar, diperlukan sebuah akses kesehatan yang merata. Karena itu, jika terpilih menjadi presiden, Ganjar berharap bisa mewujudkan program satu desa satu puskesmas.
"Infrastruktur kesehatan harus merata. Saya katakan bahwa kalau satu desa, ada satu puskesmas dan satu dokter. Maka, nanti terjadi perkembangan luar biasa di dunia kedokteran,” ujar Ganjar dalam acara diskusi Jaringan Indonesia (Jari) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (12/10) lalu.
Ganjar melanjutkan, sekarang ketersediaan fasilitas kesehatan masih belum merata di Indonesia. Bahkan, jumlah dokter juga masih kurang. Hal itu membuat masyarakat Indonesia akhirnya lebih memilih pergi ke luar negeri untuk menjalani pengobatan.
Masih banyak warga yang tidak percaya terhadap fasilitas kesehatan di Indonesia. ’’Padahal, kita butuh fasilitas kesehatan dan dokter, tapi banyak yang tidak percaya pada tenaga kita sendiri. Akhirnya mereka pergi ke Penang (Malaysia), ke Singapura,” ungkap Ganjar.
Selain itu, di beberapa daerah fasilitas kesehatan setara puskesmas masih sangat jarang. Kalaupun ada, jaraknya cukup jauh. Karena itu, masih ada masyarakat yang berobat ke dukun. ’’Kita semua harus sepakat untuk ke depan membangun fasilitas kesehatan yang memadai,” tuturnya.
Seiring membangun sarana-prasarana, Ganjar bertekad akan membenahi sistem pendidikan kedokteran di Indonesia. Sampai saat ini, kesan sekolah kedokteran adalah sulit dan sangat mahal. ”Saya punya pengalaman mendampingi perguruan tinggi yang ingin mengusulkan dibukanya prodi kedokteran. Itu sulitnya minta ampun. Padahal kita masih kekurangan dokter, harusnya ini bisa dipermudah,” lanjutnya.
Selain masalah fasilitas kesehatan dan ketersediaan dokter, Ganjar memberikan perhatian terhadap isu kesehatan mental (mental health). Dalam beberapa kesempatan, Ganjar menegaskan pentingnya negara hadir untuk mengurangi problem yang banyak diderita kalangan anak muda itu.
’’Menghadapi bonus demografi, hal yang tidak boleh dilupakan adalah persoalan kesehatan mental. Ini persoalan yang sangat penting diselesaikan, tapi masih banyak yang belum peduli soal ini,” kata Ganjar.
Pasalnya, data menunjukkan bahwa saat ini 16,5 juta anak muda di Indonesia mengalami masalah mental. Sebanyak 2,45 juta lainnya bahkan sudah mengalami gangguan mental dan harus menjalani perawatan. ’’Ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang cerita, banyak lho yang sampai bunuh diri, memakai narkoba dan lainnya,” ucapnya.
0 Komentar