Prabowo menghadiri acara deklarasi nasional Gerakan Muslim Persatuan Indonesia Cinta Tanah Air (Gempita) di Bandung. Di situ dia mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati kepada pemimpin yang kerap mengobral janji. Di tahun politik 5 tahunan ini banyak politisi yang sedang mengobral janji.
"Kita tidak mau kekayaan itu hanya dinikmati segelintir rakyat Indonesia. Kita sudah punya sesuatu peta, peta pelaksanaan bukan peta angan-angan, bukan peta omong-omong," kata Prabowo.
"Kalau orang Indonesia Timur mengatakan omong-omong doang, omdo.' Kalau' dengar yakan dan ini repotnya tiap 5 tahun musim politisi musim apa obral janji, tinggi gunung seribu janji memang lidah tak bertulang," kata Prabowo.
Cermin mana cermin, kenapa Prabowo seolah suka sekali menampar diri sendiri dengan telak? Tiap pemilu selalu bicara soal kekayaan alam bocor dan tidak dinikmati rakyat. Tiap pemilu selalu bicara ingin melihat rakyat sejahtera. Tiap pemilu selalu punya angan-angan untuk memberikan susu gratis. Entah apa yang ada di kepala Prabowo sekarang ini.
Banyak politisi yang mengobral janji tiap 5 tahun, tapi Prabowo juga tiap 5 tahun ikut pemilu, kan? Dia juga sering obral janji, kan? Menjual janji Indonesia maju, hebat dan tidak diinjak-injak negara lain. Menjual janji muluk makan siang dan susu gratis yang anggarannya jumbo Rp 400 triliun setiap tahun. Menjual janji rakyat sejahtera, tidak kelaparan, gizi terpenuhi, tidak stunting. Menjual janji negara ini jadi negara terhormat, dicuri kekayaan alamnya dan bla bla bla mirip orang jual obat di pinggir jalan.
Apakah Prabowo tidak malu, sudah 4 kali ikut pilpres, 1 kali jadi cawapres dan 3 kali jadi capres? Hanya orang tebal muka yang berani ikut pilpres sebanyak itu. Kalah berulang kali artinya tidak dipercaya rakyat, artinya janjinya tidak dipercara rakyat, tapi dia tetap ngotot mau nyapres dengan alasan menerima mandat dari rakyat, padahal cuma menerima mandat dari kelompoknya yang haus kekuasaan, demi berkuasa supaya mungkin asetnya tidak mandek lagi.
Justru masyarakat harus lebih waspada terhadap tokoh politik yang tiap pemilu selalu ngotot nyapres. Sepertinya sangat bernafsu ingin jadi presiden. Bahkan demi mencapai itu, dia khianati kelompok penjual agama yang mendukungnya. Mengaku sejalan dengan presiden dan akan melanjutkan program presiden. Percayakah? Bukankah itu bagian dari jual janji politik? Ngomong kok nampar diri sendiri, apa tidak sakit tuh?
0 Komentar