Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, berkampanye di Desa Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024). Ia menemui para perajin ukiran dan menerima keluhan mereka.
Para perajin berharap, jika Ganjar terpilih sebagai presiden, dapat memperbaiki akses permodalan guna mengembalikan kejayaan Jepara sebagai pusat ukir kelas wahid.
Pasalnya, selama ini, para perajin mengaku bahwa akses permodalan kerap menjadi kendala produktivitas mereka karena hanya memperoleh bantuan permodalan dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon yang beragam.
“Makanya perlu bantuan modal dari lainnya, ini rata-rata permodalannya yang kurang. Kalau cuma Rp 5 juta, Rp 10 juta, Rp 15 juta diberikan bertahap, sudah habis buat bayar pekerja sama beli kayu. Jadi tidak bisa menjual, ya kita berhenti. Kalau pakai KUR sudah mentok,” ujar salah seorang perajin kepada Ganjar.
Ia memberi contoh, sesekali ada pesanan dalam jumlah besar. Akan tetapi, karena modalnya kurang, pesanan sebanyak itu tak bisa dipenuhi. Padahal, sebagian besar dari mereka juga memiliki pegawai yang tidak sedikit. Di Blimbingrejo, diperkirakan ada 100 perajin ukir yang masing-masing mempekerjakan 5-10 orang.
Mereka pun sudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan membuka metode penjualan secara daring melalui Facebook atau WhatsApp dengan pembagian kerja yang jelas antara produksi dan pemasaran. Akan tetapi, lagi-lagi, akses permodalan kerapkali menjadi hulu permasalahan.
Ganjar meminta agar para perajin ukir di Jepara dapat diinventarisasi dan diklasifikasi jumlah modal yang mereka perlukan.
“Seringkali ketika mengambil kredit KUR ternyata keluhannya sedikit-sedikit, maka pada saat proyeknya sudah berakhir, uangnya sudah habis dipakai bayar buruh, mereka minta skim agar kreditnya bisa lebih mudah, bisa diambil di depan dan seterusnya,” kata eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Ia juga mengapresiasi industri ukir di Jepara, khususnya produk gebyok, yang penjualannya bagus. Ia berharap hal ini dapat dilestarikan dan dikembangkan agar Jepara dapat menjadi pusat ukir yang memanfaatkan teknologi.
Selain akses permodalan, Ganjar juga mengapungkan wacana soal perlunya sekolah vokasi terkait ukir agar bidang ini diminati secara berkeberlanjutan.
0 Komentar