Pakar Kebijakan Publik Trubus Rahardiansah mengkritik program makan gratis Rp400 triliun, yang merupakan salah satu program pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Trubus mengatakan, kalaupun Prabowo-Gibran terpilih di 2024, program tersebut hanya akan berjalan untuk jangka waktu yang pendek.
"Kalau saya melihatnya sih jangka pendek itu. Paling setahun, dua tahun," kata Trubus.
Trubus kemudian menuturkan, agar sumber dana terkait program tersebut dapat diperjelas.
Ia menekankan, jangan sampai program tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Sebab kalau jangka panjang, itu anggarannya dari mana, masalahnya di situ. Nanti ujung-ujungnya APBN juga yang dipakai. Jadi harus dijelaskan asal anggarannya dari mana," ucapnya.
"Mungkin setahun pertama dia bisa, nanti tahun kedua, ketiga berapa. Kalau jadi menang lho ya. Jadi harus ada kejelasan, roadmap-nya harus jelas. Jangan nanti ujung-ujungnya APBN yang digorok," kata Trubus.
Kritik terhadap program tersebut juga disampaikan oleh Pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio. Ia menilai, pemberian makan gratis itu akan membuat masyarakat menjadi malas.
"Itu bikin orang malas, kasih makan," kata Agus.
Menurut Agus, program makan gratis Prabowo-Gibran akan menjadi perhatian negara-negara lain.
"Jadi nanti bisa kebayang bangsa ini di daerah-daerah setiap makan siang mau dikumpulin di mana, di lapangan?" Ucap Agus.
"Itu kan bagus di-shoot sama media-media asing lihat orang Indonesia kelaparan semua, dikasih makan negara. Kan enggak lucu. Enggak pada tempatnya lah," sambungnya.
Adapun Agus mengatakan, negara justru seharusnya memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat.
"Yang harus dilakukan oleh negara adalah memberikan lapangan pekerjaan, bukan ngasih makan gratis," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, di negara-negara lain, dana untuk pemberian makan gratis bersumber dari pajak. Hal tersebut menurutnya, bisa dilakukan karena pajak yang tinggi.
"Ya iya kan orang enggak usah kerja aja, diam. Ya kalau di luar negeri kan memang dikasih makan tapi kan dari pajak, pajaknya tinggi. Nah kita (Indonesia) kan enggak," jelas Agus.
"Terus orang diam aja tahu-tahu dikasih makan, yang korupsi jalan terus. Ya enak sekali, yang korupsi enggak diapa-apain, yang melarat dikasih makan gratis, dikasih bansos, ya enggak benar lah," tuturnya.
Sebagai informasi, program makan siang gratis dikampanyekan pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
0 Komentar