Calon presiden (Capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, dalam debat pertama capres di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12), mengungkapkan pandangannya tentang indeks demokrasi Indonesia mengalami penurunan.
Anies menyorot pasal kewenangan karet kepada pengkritik, seperti UU ITE atau Pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946, telah mengganggu kebebasan berbicara.
Namun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa skor Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) justru naik sebesar 2,93%, mencapai 80,41 poin pada tahun 2022.
Ini merupakan rekor tertinggi IDI pada tahun tersebut. Indikator-indikator seperti kebebasan, kesetaraan, dan kapasitas lembaga demokrasi semuanya menunjukkan peningkatan, dengan skor masing-masing 82,8 poin, 80,28 poin, dan 78,22 poin.
Sebelumnya, Anies Baswedan juga mengemukakan bahwa masyarakat saat ini kurang percaya pada proses demokrasi yang dianggapnya tidak baik.
Dia menekankan tiga hal penting dalam demokrasi, yaitu kebebasan berbicara, keberadaan oposisi sebagai penyeimbang pemerintah, dan pelaksanaan pemilu yang netral, transparan, dan jujur.
0 Komentar