Pengamat politik ini menilai jika cara Gibran Rakabuming salaman sambil menundukkan kepala sebagai simbol bahwa cawapres nomor urut 2 memiliki sopan santun.
Akan tetapi dalam konteks berbangsa dan bernegara, Ray Rangkuti menilai bahwa putra sulung Presiden Jokowi seolah tidak mempedulikan etika.
“Padahal ketika dijojorkan kebutuhan etik yang paling substansial dalam konteks berbangsa dan bernegara dia nggak peduli,” jelas Ray Rangkuti.
“Dijelaskan bahwa putusan MK itu cacat moral berat, mestinya kalau kita punya etik kita yang pertama kali mengatakan saya nggak akan,” sambungnya.
Lebih lanjut pendiri Lingkar Madani (Lima) mengatakan bahwa sebenarnya Gibran Rakabuming tidak memiliki elektabilitas.
Bahkan menurutnya popularitasnya juga tidak tinggi, karena yang dibawa saat ini sebenarnya elektabilitas dan popularitas dari Presiden Joko Widodo selaku ayah dari Gibran.
“Makanya mestinya kalau Anda punya etika besar, harga diri besar sebagai anak muda (maka seharusnya) Anda mengatakan nggak bisa,” tutur Ray Rangkuti.
“Tapi faktanya nggak kan, dia jalan terus. Ini semua kamuflase dengan salaman menunduk itu,” imbuhnya.
0 Komentar