JOKOWI CERITAKAN SULITNYA BUKA RUANG DIALOG PUTIN DAN ZELENSKY

  


Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita mengenai pertemuan genting dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu.

Kedua negara tengah dalam kondisi perang sejak Februari 2022. Kehadiran Jokowi menjadi harapan banyak negara agar tidak terjadi krisis yang berkepanjangan.

"Saat saya ke Ukraina dan Rusia, saya berbicara banyak dengan Presiden Zelenskyy selama hampir 1,5 jam. Saya ingin agar kedua negara ini ada ruang untuk dialog. Itu saja, nggak usah terlalu kita harus damai. Ada ruang ketemu dan dialog terlebih dahulu," jelasnya.

"Kemudian tahapan kedua kalau bisa mulai berbicara mengenai gencatan senjata, tapi setelah saya berbicara dengan Presiden Zelenskyy selama 1,5 jam memang ruang itu masih sulit," papar Jokowi.

Selanjutnya Jokowi bertemu dengan Putin. Hal yang senada juga disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung 2,5 jam.

"Saya bertemu juga dengan Presiden Putin, hampir 2,5 jam lama sekali. Dan saya sampaikan mengenai ruang dialog bisa dibuka dan gencatan senjata tapi saya melihat masih sulit," ujarnya.

Jokowi mengaku cukup kewalahan mencari titik temu antar kedua negara. Sehingga masuklah ke topik krisis pangan yang menjadi penting bagi kemaslahatan semua manusia. Kedua negara adalah pemasok pangan terbesar di dunia, khususnya gandum.

Zelenskyy menyatakan kepada Jokowi bahwa stok gandum di gudang ada 22 juta ton. Dalam waktu dekat ada 55 juta ton gandum siap panen. Sehingga total yang bisa diekspor ke negara lain mencapai 77 juta ton. Sementara Putin juga bercerita, stok gandum yang dimiliki ada 207 juta ton.

"Saya tanya presiden Zelenskyy, masalahnya apa? masalahnya karena tidak ada jaminan kapal yg masuk ke desa ukraina dijamin keamanannya. Dari situlah saya masuk ke Presiden Putin untuk meminta jaminan bagi kapal-kapal yang membawa gandum keluar dari Ukraina," terang Jokowi.

"Presiden Putin sampaikan 'oh saya berikan jaminan keamanan, kalau hanya itu' dan saya sampaikan statement ini ke media," kata Jokowi.

Dua minggu kemudian, kedua pimpinan negara menepati janjinya. Satu kapal pembawa gandum bergerak menuju Istanbul, Turki. Jokowi berharap semakin banyak gandum diekspor dari kedua negara tersebut sehingga harga internasional bisa kembali turun.

"Baru keluar 1 kapal kecil banget, makanya harganya masih tinggi. Itu yang kita kejar, kalau ini keluar harga pangan akan turun lagi dan itu menyangkut kekurangan pangan dan kelaparan di Afrika dan Asia, ini harus segera diselesaikan," pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar