Di sela-sela rangkaian kunjungannya ke Washington DC, dalam rangka G20, Menteri Keuangan Sri Mulyani berbagi peringatan keras soal krisis.
Dia memperkirakan krisis pangan akan menghampiri dunia dalam kurun waktu 8-12 bulan ke depan.
Menurut Sri Mulyani, krisis pangan ini akan diperparah dengan ketersediaan pasokan pupuk dunia.
"Masalah pupuk hari ini akan memiliki dampak pada ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam 8-12 bulan ke depan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting.
Potensi krisis ini menjadi kekhawatiran bersama di antara negara G20, Bank Dunia, ADB dan FAO terkait dengan pupuk.
"Jadi kita akan menuju 2023 dengan risiko tinggi dengan masalah pangan ini," lanjutnya.
Untuk menangani ancaman krisis ini, Sri Mulyani mendorong Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Bank Dunia untuk bekerja sama mengatasi masalah ini.
Menurut Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan Pertanian G20 mendorong organisasi internasional FAO dan Bank Dunia dalam pemetaan respons kebijakan global terhadap kerawanan pangan.
Respons ini akan dikonsolidasikan di masa mendatang dengan masukan dari pakar teknis dan organisasi internasional terkait lainnya untuk kemudian dilaporkan pada Spring Meeting 2023.
Sementara itu, Indonesia masih cukup percaya diri bahwa ketahanan pangan di dalam negeri cukup baik. Namun, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memperkuatnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa banyak negara di dunia saat ini terancam mengalami kerawanan pangan akut akibat situasi global yang tidak menentu.
"Ada berbagai prediksi tentang situasi global ke depan yang sama bahwa banyak negara di dunia yang rakyatnya terancam menghadapi kerawanan pangan akut," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar Indonesia terus meningkatkan ketahanan pangan.
"Jauh-jauh hari sebelumnya, jalan menuju ketahanan pangan itu sudah kita persiapkan, salah satunya dengan membangun infrastruktur di bidang pertanian, dari bendungan, embung, hingga jaringan irigasi yang mendukung produksi pertanian nasional." Tegasnya
0 Komentar