Presiden RI Joko Widodo dalam pengantarnya pada sidang paripurna kabinet di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/10), meminta jajarannya mengantisipasi dan mengalkulasi potensi bencana alam karena cuaca ekstrem yang terjadi di Tanah Air.
“Antisipasi potensi bencana alam karena cuaca ekstrem harus juga dihitung. Gelombang panas di Eropa, banjir bandang di Pakistan, badai di Florida, kekeringan panjang di Afrika, di Kenya, saya kira kita lihat semuanya itu harus menjadi bahan evaluasi kita,” ujar Presiden dalam sidang kabinet paripurna, sebagaimana ditayangkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.
Dia mengingatkan jangan sampai Indonesia tidak memiliki persiapan untuk memitigasi bencana akibat cuaca ekstrem.
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Menteri PUPR untuk mempersiapkan titik-titik pompa yang harus dibangun untuk mengantisipasi jika terjadi gelombang panas kering.
“Yang saya takutkan adalah ini kita sudah mendapatkan hampir tiga tahun musim basah. Musim basah panjang. Yang saya takutkan ada nanti musim kering juga yang panjang,” kata dia.
Dia menyampaikan jika embung atau penampungan air sudah diperbanyak dan urusan pompa di desa-desa bisa disiapkan secara cepat maka kekeringan diharapkan bisa diantisipasi.
“Sekali lagi persiapan mitigasi bencana. Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan,” kata dia.
0 Komentar