MELALUI KTT G20 BALI JOKOWI BAWA PARIWISATA RI KEMBALI BANGKIT AKIBAT COVID 19

  


Tinggal hitungan hari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 akan digelar di Pulau Bali. Konferensi ini diperkirakan akan membawa peruntungan sendiri untuk masyarakat sekitar, membangkitkan ekonomi dan pariwisata Pulau Dewata, setelah dua tahun mati suri karena pandemi COVID-19.

Perhelatan besar ini juga diharapkan akan meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) yang turut mendongkrak pemulihan sektor pariwisata Bali, termasuk peningkatan persentase hunian hotel dan pendapatan para pengrajin lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, mengatakan Bali sudah siap menyambut kedatangan para delegasi dan tamu KTT G20.

"Hotel untuk delegasi siap, 24 hotel lebih siap menyambut delegasi mulai dari petugas hotel yang memakai pakaian adat, sampai minuman welcome drink khas Bali," ujar Tjokorda Bagus Pemayun.

Perekonomian Bali pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 3,80% - 4,60% year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang masih mengalami kontraksi sebesar -2,47% yoy.

Tren kunjungan wisman ke Pulau Dewata juga dilaporkan terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman ke Bali mencapai lebih dari 276.600 pada Agustus 2022 dan pada September mencapai sekitar 290.000 wisman. Kebanyakan di antaranya berasal dari India, Prancis, Inggris dan Jerman.

Secara akumulatif, jumlah wisman ke Bali pada Januari - Agustus 2022 naik 2.080% jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Agustus 2021 yang hanya sebanyak 43 kunjungan.

"Kunjungan rata-rata 10.000 per hari dari 26 maskapai penerbangan yang sudah masuk Bali. Omset UMKM juga meroket hingga 100% dari masa pandemi, meski belum bisa seperti sebelum pandemi tapi ini perkembangan signifikan," kata dia.

Bukan kali ini saja Bali menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan berskala internasional.

Pada 2018, Bali juga menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Bali juga menjadi tempat penyelenggaraan KTT Apec pada 2013.

Sementara Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Ida Bagus Purwa Sidemen, mengatakan sejak awal tahun pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut KTT G20, di antaranya kesiapan akomodasi, keamanan dan kesiapan keadaan bencana.

"Training pegawai sudah jauh hari sebelumnya dilakukan, karyawan hotel di-upgrade training-nya bagaimana memberikan standar pelayanan yang baik, apalagi tamu-tamu pejabat penting. Beberapa hotel juga sudah melakukan renovasi dan bahkan perombakan hotel tempat untuk menginap delegasi," kata Purwa.

"Saat pandemi hotel hanya dikelola tim kecil terdiri dari 20 sampai 30 orang saja yang dibayar harian. Beberapa karyawan kontrak habis tidak dilanjutkan. Jadi tim restoran hanya dipakai kalau ada tamu saja, baru kami bekerja. Jadwal kerja juga 2 hari seminggu saja. Saya menjadi pekerja harian saat itu," ujar Nia.

Menjelang G20 Nia pun kembali dikontrak oleh pihak hotel per tahun. Artinya, ia akan mendapatkan gaji bulanan seperti sebelum pandemi melanda.

"Harapan kami semua pegawai sektor pariwisata, keadaan bisa seperti ini terus sampai nanti. Setelah G20 perekonomian bisa lebih baik lagi, Indonesia tidak kena resesi agar pariwisata membaik, event-event ramai terus," kata dia.

Posting Komentar

0 Komentar