Capres Partai NasDem, Anies Baswedan, tidak memiliki "senjata" untuk menghadapi pertarungan Pilpres 2024 selain sentimen agama. Atas dasar itu, kubu Anies akan menggunakan polititasi agama untuk memenangkan Pemilu.
Polititasi agama ini akan makin kentara jika kelak Anies berhadapan dengan Ganjar atau Prabowo.
Kalau itu yang terjadi, kubu Anies hampir pasti akan menyatakan kubunya adalah pejuang Islam dan melawan kekuatan-kekuatan anti-Islam.
Politisasi agama ini telah dilakukan kaum Islam konservatif yang sekarang berada di belakang Anies pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Di mana, mereka mati-matian mem-branding Jokowi suruhan partai, sekadar menjalankan misi koalisi Kristen dan China dan sebagainya.
Kubu Islam konservatif itu bisa membuat seolah-olah Prabowo sebagai panglima yang bisa mengusir kubu anti-Islam di Indonesia.
Kubu Islam konservatif kembali melakukan politisasi agama itu di Pilgub DKI Jakarta dan akhirnya sukses mengantarkan Anies menjadi Gubernur di Pilkada 2016-2017 lalu. Kalau Islam tidak digunakan waktu itu, hampir tidak mungkin Anies mengalahkan Ahok. Hampir pasti, kubu ini (Anies) akan mengulangnya lagi di Pilpres 2024.
Anies Baswedan tidak punya senjata lain selain sentimen agama. Lantas, Anies akan sulit menang jika berhadapan dengan pemilih rasional.
Kinerja Anies selama menjadi Gubernur DKI dan juga Mendikbud sama sekali tidak membanggakan. Seperti orang katakan, dia hanya pintar berkata-kata, prestasinya nol besar.
Anies tidak akan menggaungkan sentimen agama dalam berkampanye. Anies justru akan mendekati kantong-kantong Kristen dan menganggap umat Kristen adalah saudara.
0 Komentar