Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons soal kasus COVID-19 di China yang kembali menggila dan kaitannya dengan kondisi di Indonesia. Jokowi mengatakan penghentian PPKM akan dilakukan berdasarkan kajian yang jelas.
"Asal nanti sero survei kita sudah di atas 90, ya artinya imunitas kita sudah baik. Ada apa pun dari mana pun ya nggak ada masalah," kata Jokowi di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Jokowi lantas berbicara mengenai kasus harian COVID-19 yang sudah di bawah 1.000. Jokowi berkelakar soal virus yang sudah tidak senang berada di Indonesia.
"Seperti sekarang ini kasus harian kita sudah turun di bawah 1.000, tetapi karena apa, itu yang harus dilihat, dikaji di situ, apakah karena imunitas kita sudah baik, atau karena virusnya sudah tidak senang dengan Indonesia, macem-macem. Jadi, tunggu kajian dari Kementerian Kesehatan, para pakar dan epidemiolog, semuanya agar memutuskannya benar," ujar Jokowi.
Jokowi sampai saat ini masih belum menerima kajian mengenai penghentian PPKM. Jokowi meminta kajian tersebut harus detail.
"Belum, belum sampai PPKM dan PSBB belum sampai ke meja saya. Nanti kalau udah selesai karena ini menyangkut sero survei, menyangkut kajian-kajian yang saya minta harus detail jangan sampai fail dalam memutuskan sehingga sebaiknya kita sabar untuk menunggu," kata Jokowi.
Jokowi juga belum bisa memastikan kapan PPKM akan resmi dihentikan. Menurut dia, semuanya tergantung kajian dari para pakar.
"Tergantung kajiannya, kalau selesai kita harapkan akhir tahun selesai. Sero survei dan kajiannya dan kajiannya," ujar Jokowi.
Pernyataan senada sebelumnya disampaikan Kemenkes. Kemenkes mengatakan kajian tentang penghentian PPKM itu membahas tentang upaya menyiapkan masyarakat dan fasilitas kesehatan (faskes).
"Masih jadi pembahasan para ahli epi (epidemiologi) dan kesehatan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat dan faskes," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
"Surveilens kasus dan genomik diperkuat dan kesadaran masyarakat untuk tes," tambahnya.
0 Komentar