Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serius mengembangkan ekosistem digital bagi nelayan, dan menggenjot angka konsumsi ikan (AKI). Selain telah merintis penerapan E-TPI yang memudahkan sistem lelang secara elektronik, juga akan diterapkan sistem informasi kelautan dan perikanan (SiAndin) serta Badan Usaha Milik Nelayan (Bumnel).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng Fendiawan Tiskiantoro, di acara Central Java Fish Market, Sabtu (24/12/2022). Acara yang dihelat di Taman Sunan Jogo Kali, Jebres, Surakarta itu, turut dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Fendi mengatakan, potensi perikanan di Jateng masih sangat besar untuk dimanfaatkan. Berdasarkan data, semester satu 2022 jumlah produksi perikanan (tangkap dan budidaya) mencapai 399.556 ton. Sedangkan kebutuhan ikan konsumsi di Jateng 116.657 ton.
Di sisi lain, kesejahteraan nelayan seringkali terabaikan. Bertumpu pada hal tersebut, DKP Jateng menggagas berbagai platform digital yang memudahkan nelayan. Di antaranya teknologi Global.
Positioning System untuk memantau keberadaan populasi ikan, yang pada akhirnya mengefisienkan penggunaan bahan bakar dan VMA (Vessel Monitoring Aid) yang memudahkan monitor kapal di bawah 30 gross tonage.
“Tahun ini kami menginisiasi BUMNel (Badan Usaha Milik Nelayan) nantinya akan kerja sama penyerapan dan distribusi tangkapan nelayan kecil. Adapula E-TPI yang memudahkan nelayan dan bakul berinteraksi secara elektronik, karena selama ini pelelangan ikan masih manual. Kalau manual ada kesalahan pencatatan dan pembayarannya,” paparnya.
Di samping itu, DKP juga membuat aplikasi SiAndin. Dengan aplikasi tersebut, memudahkan nelayan memantau pergerakan cuaca, dan tinggi gelombang, yang berguna sebelum berlayar.
Warga juga dimudahkan, dengan aplikasi itu, karena mereka bisa melihat harga ikan di pasaran.
Di samping membantu nelayan, Pemprov Jateng juga getol mengampanyekan gerakan makan ikan. Hal ini sebagai upaya untuk mengikis angka stunting.
Perlu diketahui, jumlah konsumsi ikan tahun ini naik 1,01 persen dibandingkan jumlah pada 2020, yang mencapai 36,21 kg per kapita setara ikan segar. Sementara konsumsi ikan nasional 55,16 kg per kapita.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, berbagai terobosan ini dilakukan Pemprov Jateng untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
“Kita harapkan nanti mereka bisa mendapatkan harga paling bagus. Dan ini bagian dari gerakan kita bersama, untuk membantu para nelayan dan masyarakat gemar dan makan ikan,” pungkas Ganjar.
0 Komentar