Pengamat politik John Sitorus menilai keberadaan Anies Baswedan sebagai calon presiden dari NasDem sama sekali tak membawa keuntungan bagi partai politik besutan Surya Paloh tersebut.
Alih-alih membawa keuntungan buat partai, keberadaan Anies Baswedan justru bikin NasDem semakin terpuruk. Sejak mencapreskan Anies pada akhir 2022 lalu suara dukungan masyarakat buat NasDem justru terus merosot.
Citra partai juga semakin buruk sebab berbagai rekam jejak Anies Baswedan yang memang tak disukai masyarakat, salah satunya adalah dekat dengan kelompok radikal.
Harus diakui, Anies Baswedan ketika maju pada Pilkada DKI 2017 lalu dirinya didukung sejumlah pentolan organisasi terlarang seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) hingga Front Pembela Islam (FPI). Kedua ormas itu telah dibubarkan pemerintah karena dianggap radikal dan mengancam pancasila.
“Suara Partai Makin MEROSOT, Citra partai makin BURUK, Ditinggal tokoh2 berpengaruh Ditinggal konstituen yg dulu loyal,Abas tak mampu menarik suara elektoral utk Nasdem, Abas dekat dengan ormas RADIKAL,” kata Jhon Sitorus dalam sebuah unggahannya di akun twitter pribadinya.
Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada NasDem agar partai ini bisa kembali mendulang dukungan pada Pilpres 2024 mendatang, Jhon Sitorus mengatakan, Surya Paloh Cs hanya punya satu pilihan, yakni meninggalkan Anies Baswedan dan segera mencari capres lain.
“Meninggalkan Abas adl pilihan terbaik bagi Nasdem,” tuturnya.
Jhon mengatakan, sejauh ini elektabilitas Partai NasDem juga masih terus tiarap dan terseok-seok di berbagai hasil survei nasional yang dirilis baru-baru ini, padahal partai ini bersama Anies Baswedan sudah melakukan berbagai safari politik ke berbagai daerah, namun nyatanya kerja keras mereka tak ada hasilnya, justru sebaliknya dua partai mitra koalisi NasDem, yakni PKS dan Demokrat yang mendulang banyak untung dari safari politik tersebut.
“Elektabilitas Nasdem bahkan tak naik2 meski sudah MENUNGGANGI Abas ke daerah2 dan rumah2 ibadah. Justru PKS dan Demokrat yang panen dari safari Abas. Konstituen Abas secara psikologis mengingatkan bahwa beban masa lalu antara Nasdem dan Abas di Pilgub 2017 belum selesai,” tuntasnya.
0 Komentar