Sejak Menteri PUPR Basuki komentar nyindir mengenai sodetan Ciliwung yang sempat mangkrak, lalu disambut dengan komentar yang lebih pedas dari Presiden Jokowi, banyak pendukung Anies yang kelojotan sambil kejang-kejang.
Banyak yang klarifikasi. Nasdem juga ikutan membela meski terdengar sangat maksa.
Mereka tidak bisa menghilangkan fakta bahwa proyek Sodetan Kali Ciliwung kini dihidupkan lagi setelah sempat mangkrak 6 tahun. Semua ini berkat Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang membebaskan sejumlah lahan sehingga proyek ini bisa lanjut.
Proyek yang seharusnya bisa selesai di era Anies, malah harus molor dan ditargetkan selesai April 2023 ini. Jarak waktu yang begitu panjang membuat sebagian warga menderita tiap kali kebanjiran.
Pekerjaan inlet sodetan dari Sungai Ciliwung berada di Kelurahan Bidara Cina menuju arriving shaft di Jalan Otista III, dan sampai ke outlet sodetan di Kanal Banjir Timur atau Kali Cipinang, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Itu yang di inlet itu dulunya POM bensin. Jadi dulu tuh awalnya warga sini ngiranya itu bakal dialihfungsikan jadi POM bensin busway, gak ada info bakal dijadiin sodetan," kata Martina, salah satu warga Jalan Kebon Nanas Selatan, Jakarta.
Kesaksian warga ini bisa menjadi bantahan buat pendukung Anies yang selalu membabi buta mendukung Anies.
Martina sudah lama menjadi warga Jalan Kebon Nanas. Dia mengakui proyek Sodetan Ciliwung memang sebelumnya mangkrak. Tidak ada pengerjaan sama sekali hingga tidak ada yang tahu pasti bagaimana nasib proyek ini dan apakah akan kembali dilanjutkan.
"Ya bener itu mangkrak 6 tahun. Itu mulai direalisasikan lagi itu setahun kemarin karena ada banjir besar sampai sepaha orang dewasa. Itu pas masih zaman Anies tapi itu lama banget, masih ngambang aja gitu proyeknya, masih belum jelas juga. Sampai akhirnya masuk pak Heru, itu baru bentar dia jabat udah jadi bentuknya si sodetan, itu kan kayak anugerah buat kita," katanya.
Dia berharap jika Sodetan Ciliwung rampung, tidak ada lagi banjir besar yang meresahkan warga.
"Insyaallah gak banjir lagi karena kan kalau banjir aduh pusing kita. Cuma itungan 3 bulan ya dari dia jabat udah jadi si sodetan. Alhamdulillah ya, warga bisa tenang gak banjir lagi," katanya.
Hal yang sama diungkapkan warga lainnya yang bernama Sinta. Dia bilang, awalnya proyek ini tidak jelas. Pengerjaan akhirnya dilanjutkan lagi sejak Heru memimpin.
"Iya (waktu) Pak Anies, kita sebelum lebaran dikasih edaran memang mau ditutup jalanan. Saya pikir Desember udah kelar, tapi ternyata dibuka eh ditutup lagi," katanya.
Masih mau bantah pengakuan warga yang ada di sana? Lebih percaya kesaksian warga atau pembelaan membabi buta dari pendukung Anies? Ribuan pembelaan dari kubu pendukung Anies dilibas habis oleh kesaksian dan pengakuan warga. Endgame.
Kalau Anies, banyak hal yang tidak bisa dipercaya. Apalagi janji manisnya, sangat tidak layak untuk dipercaya. Sudah terbukti, lima tahun banyak yang tertipu dan merasa sakit karena jadi objek pengibulan janji manis.
Kebohongan tidak akan bertahan lama. Serapi dan serapat apa pun mereka berusaha menutupi, tetap akan terbongkar suatu hari. Dulu, saya juga sempat tulis bahwa Heru akan menjadi faktor perusak citra Anies. Ternyata memang benar, kan?
Heru dipersiapkan untuk menjadi satu frekuensi dengan pemerintah pusat. Selama ini Anies membangkang dan berlagak jadi raja. Setelah Heru satu frekuensi, target jadi selaras. Ujung jalan tetap sama, jalurnya pun sama. Makanya tidak heran banyak proyek yang mangkrak sementara akhirnya dijalankan lagi.
Hanya dalam sekian bulan, pembebasan lahan Sodetan Ciliwung tuntas. Jokowi pun (pura-pura) kaget, demi membuat ucapannya agak dramatis supaya ada yang tersentil.
Prestasi Heru adalah malapetaka buat Anies. Semakin banyak Heru bekerja, kinerja jeblok Anies semakin ditelanjangi habis-habisan. Heru adalah antitesis Anies. Saya yakin dalam waktu satu tahun ke depan, Anies akan semakin kelihatan bodoh.
Anies memang pantas mendapatkannya. Pemimpin berlagak hebat tapi prestasi receh. Pemimpin berlagak mulut manis tapi kebanyakan ngibul.
0 Komentar