Sebutan bahwa Anies Baswedan adalah antitesa Jokowi memang tidak bisa dipatahkan lagi. Pasalnya, Anies sangat terlihat bahwa sepertinya ia memiliki dendam serius kepada pemerintahan Jokowi sampai-sampai ia rela dan tega membuat fitnah menjelekkan Jokowi.
Anies akhir-akhir ini sangat gencar mengkritik pemerintah dengan mengedepankan retorika namun tidak dengan data-data yang valid. Didalam setiap pidatonya kata-kata manies yang ia rangkai seringkali tidak sesaui data.
Mulai dari sindiran Anies yang menganggap pemerintahan Jokowi sebagai pemerintahan yang gagal, yang disebabkan oleh desain-desain buruk dari institusi politik serta ekonomi. Lalu, Anies menyebut bahwa para mafia ada di mana-mana dan tumbuh subur di Indonesia.
Kebijakan pemerintah terhadap subsidi mobil listrik juga tak luput dari kritikan Anies. Dia menganggap pemberian subsidi mobil listrik yang digagas pemerintah pusat tidak tepat, tidak menuntaskan masalah polusi udara, dan hanya akan menambah macet jalan raya, karena emisi karbon yang dihasilkan oleh mobil listrik sebenarnya lebih tinggi dari bus berbahan bakar minyak.
Bahkan ada kritikan Anies yang secara tidak langsung menjelaskan bahwa dirinya telah dijegal pemerintah dalam kontestasi politik di tanah air. Anies menyinggung adanya kebebasan yang tertekan di Pemilu 2024, karena negara mengatur maju atau tidaknya seseorang dalam kontestasi politik.
Yang tak kalah pedas dari kritikan Anies terhadap pemerintahan Jokowi adalah kritikan tentang ketidakberpihakan pemerintah terhadap masyarakat bawah. Salah satunya adalah pembangunan jalan non-tol yang dianggap oleh Anies masih kalah jauh jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, yang ternyata Anies mengutip data yang salah dari salah satu media online
Mengetahui bahwa data yang dicomotnya dari media online salah, seperti biasanya Anies ngumpet sembunyi, tak berani menampakan diri, dan seperti biasanya para buzzer-buzernya lah yang ketiban sial atas statement sampah dari Anies ini. Para buzzer Anies kini kembali bekerja keras untuk membersihkan nama Anies, yaitu dengan menyalahkan data media online yang telah dikutip oleh Anies.
Dari sini sebenarnya kita memahami bahwa Anies mencoba untuk menarik perhatian masyarakat dengan menjelekkan Jokowi. Namun, hal itu tidak didukung dengan data-data yang kuat sehingga sekarang omongannya itu mudah sekali dipatahkan dan malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
0 Komentar