Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan argumennya kenapa Ganjar di-bully. Adi menilai wajar hal itu terjadi pada Ganjar karena merupakan tokoh capres.
"Setiap capres pasti jadi sorotan. Setiap tingkah laku, gerak gerik, dan segala ucapannya pasti dalam pantau publik. Jangankan yang negatif, sesuatu yang terlihat positif pun bisa jadi bully-an seperti yang terjadi pada Ganjar," kata Adi kepada wartawan, Senin (26/6).
Adi menilai apa yang dilakukan Ganjar perkara biasa, terlebih Ganjar berteman baik dengan Heru Budi. Hanya saja, karena Ganjar seorang capres, Adi menilai apapun yang dilakukan akan dianggap pencitraan.
"Kalau menggunakan logika umum, yang dilakukan Ganjar sebenarnya terkesan biasa saja dan ingin menunjukkan kepedulian terhadap keluhan warga Jakarta dengan telepon Heru. Hal begitu sebenarnya perkara biasa. Heru dan Ganjar berteman baik, sama-sama gubernur saat ini meski Heru sebatas Plt," ujarnya.
"Tapi karena Ganjar capres, sekarang tahun politik, sesuatu yang dianggap biasa itu malah jadi heboh dan jadi bahan bully-an. Netizen menuding Ganjar caper berbuat baik pakai kamera. Andai Ganjar tak capres pasti nggak di-bully," lanjutnya.
Adi menilai bully-mem-bully kerap terjadi dalam dunia politik. Untuk itu lah, dia menilai perlunya setiap capres tebak dan kebal akan berbagai macam bully-an.
"Namanya capres, batuk saja jadi berita. Jadi buah bibir. Jadi pergunjingan. Karena yang dicari kesalahannya, bukan kelebihannya. Itulah politik kita. Jadi capres telinganya mesti tebal dan kebal dengan berbagai bully-an. Benar saja di-bully apalagi salah," katanya.
0 Komentar