Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menggalakkan kegiatan blusukan dan menginap di rumah warga di daerah pelosok Jawa Tengah. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW Salatiga) Ester Krisnawati menilai cara komunikasi Ganjar dengan turun ke lapangan merupakan cara efektif untuk mengetahui realita kondisi masyarakat.
Blusukan hingga menginap di rumah warga ini sudah dilakukan Ganjar sejak awal menjabat. Melalui program ngopi bareng gubernur, Ganjar biasanya merangkaikan kegiatan itu dengan menginap di rumah salah satu warga. Kegiatan rutin ini sempat terhenti karena pandemi COVID-19.
"Menurut saya, apa yang sudah dilakukan Pak Ganjar ini kan dalam rangka membangun komunikasi dengan masyarakat, karena memang kalau kita ingin tahu bagaimana kondisi masyarakat, ya harusnya kita terjun langsung ke masyarakat," kata Ester.
Ketika blusukan tersebut, Ganjar melakukan kegiatan untuk lebih dekat dengan warga. Salah satunya Ngopi Bareng Gubernur yang biasanya dilakukan di balai desa dan dihadiri seluruh warga desa. Di acara itu, warga dipersilahkan mengadu dan memberikan masukan. Jika ada yang bisa diselesaikan saat itu, persoalan yang dihadapi warga akan langsung didelegasikan pada dinas terkait untuk diselesaikan.
Selain ngopi bareng, Ganjar juga selalu mengecek secara langsung program yang digulirkan di wilayah itu. Hal itu untuk memastikan apakah program tersebut sesuai dan benar-benar bermanfaat. Pada setiap kegiatannya di desa, Ganjar tak pernah menerapkan protokoler, sehingga di abisa leluasa berinteraksi dengan masyarakat.
Ester menyebut gaya komunikasi Ganjar adalah sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. Hal itu, menurut Ester, serupa dengan gaya komunikasi Presiden Joko Widodo. Ia menambahkan saat ini memang sudah eranya pemimpin egaliter, yang dapat berkomunikasi tanpa sekat dengan masyarakat dan selalu terjun ke lapangan.
"Seorang pemimpin itu kalau mau melihat kondisi riil masyarakat, kondisi riil daerahnya, kondisi pimpinan-pimpinan di daerah, harusnya seperti itu. Bisa terjun langsung ke sana. Bahasa lamanya itu 'sidak', namun sebenarnya bukan sidak, ya tapi mau melihat bagaimana kondisi masyarakat di sana. Nah, itu yang bisa dilakukan," terang Ester.
Ester menilai sosok Ganjar yang kerap mengunggah kegiatannya di media sosial merupakan hal wajar. Sebab, saat ini media sosial juga menjadi salah satu tempat masyarakat dalam berkomunikasi di era kini.
"Saya juga memberikan gambaran bahwa pak Ganjar mengikuti masa, di mana beliau tidak melupakan media sosial. Meskipun ada orang-orang yang mungkin mengatakan bahwa 'ah itu kan pak Ganjar kalau di media sosial, kan beliau mau mem-branding diri'. Ya enggak ada salahnya membangun atau branding diri. Karena mau menunjukkan kinerja yang sebenarnya seperti apa," tutur Ester.
Media sosial, terang pakar komunikasi itu, juga menjadi sarana Ganjar untuk memperlihatkan kegiatan kerjanya. Seperti mengetahui kondisi masyarakat dengan blusukan, minum kopi bersama masyarakat dan sejenisnya.
"Sosok Pak Ganjar mampu berkomunikasi sudah sangat baik. Tinggal dikonsistenkan. Kan pak Ganjar sudah mencalonkan diri di RI 1. Ketika, misalnya nanti beliau terpilih di RI 1, ini enggak boleh ditinggalkan. Beliau harus tetap blusukan, harus tetap berkomunikasi dengan masyarakat supaya akhirnya tahu kondisi riil di masyarakat yang lain, yang mungkin belum dikunjungi seperti apa bisa tahu," papar Ester.
Ester juga berpendapat gaya komunikasi Ganjar sudah efektif dan tepat sasaran ke generasi sekarang yang memang sadar gawai. Jadi, apa yang sudah dilakukan Ganjar itu menurut Ester sudah tepat. Sebab, kata dia, masyarakat menjadi tahu sosok Ganjar yang dilihat di media sosial ternyata sama dengan yang ditemui secara langsung, sosok yang humble dan tidak kaku berkomunikasi dengan siapa saja.
0 Komentar