Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) berpotensi batal mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Hal itu disebabkan oleh elektabilitas Anies yang justru semakin tengkurep jelang memasuki masa pendaftaran di KPU. Sehingga, partai pengusung yang ada di KPP semakin kehilangan percaya diri untuk mengusung Anies sebagai jagoannya.
"Jadi di internal KPP itu sepertinya sudah melihat bahwa Pak Anies ini terancam gagal untuk mengikuti kontestasi di 2024, bukan karena partainya yang kurang tetapi karena elektabilitas yang tidak mungkin untuk diperjuangkan ikut di pilpres," jelas Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, saat dihubungi, Senin (28/8/2023).
Pengamat politik ini menilai, munculnya isu untuk menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan juga menjadi bahan evaluasi di internal koalisi. Sebab, isu tersebut menunjukkan bahwa Anies sudah tak layak lagi untuk diusung sebagai capres, melainkan hanya sebagai cawapres.
"Jadi misalnya tentang adanya wacana pak Anies dipasangkan dengan pak Ganjar, ini kan bagian dari evaluasi internal," ucap Fernando Emas.
Hal tersebut menjadi penyebab mengapa belakangan ini Anies safari menyambangi masing-masing pimpinan parpol pengusung. Seperti menemui Ketum NasDem Surya Paloh, Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri.
Fernando Emas menambahkan, sejumlah pertemuan itu sengaja dilakukan Anies untuk meyakinkan kembali partai-partai pengusung bahwa elektabilitasnya masih mampu bangkit kembali di sisa-sisa waktu yang ada.
"Karena kan partai-partai pengusung, mereka ikut kontestasi mendukung capres cawapres ingin menang, sehingga menjadi bagian dari pemerintah. Kan sama saja ketika mereka lihat peluangnya sangat kecil, sangat dipaksakan, sama saja seperti bunuh diri," jelasnya.
0 Komentar