Menjadi pengkhianat nampaknya sudah mendarah daging di dalam diri Anies Baswedan. Anies rela menghalalkan segala cara demi memenuhi ambisinya untuk berkuasa. Anies tak peduli sekali pun harus mengkhianati orang yang berjasa dalam hidupnya dulu.
Deklarasi Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 oleh Partai NasDem, mengingatkan pada janji Anies terdahulu tak akan berhadapan dengan Prabowo Subianto di Pilpres.
"Saya tidak ingin menjadi bagian dari daftar orang yang mengkhianati promotornya. Saya tidak ingin menjadi orang yang menjegal promotornya. Pak Prabowo hari ini adalah calon presiden dari Partai Gerindra. Saya sampaikan berkali-kali bahwa saya tidak ingin menjegal, saya tidak mau menjadi orang yang dibawa untuk berhadapan dengan Prabowo dan menghentikan Pak Prabowo, dan saya tidak mau," kata Anies.
Eh gak tahunya, setelah dipinang oleh NasDem untuk diusung sebagai Capres, akhirnya do'i berkhianat juga alias menerima pinangan itu. Memang tawaran sebagai Capres sangat menggiurkan, serta tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Apa lagi Anies bukan kader partai, dapat tawaran seperti itu berat untuk menolaknya. Tapi kalau dia komitmen dengan kata-katanya, semenarik apapun tawaran yang datang tentu Anies akan menolaknya.
Sekarang, tidak hanya sekedar tidak menepati janjinya tersebut atau tidak hanya sekedar mengkhianati Prabowo tapi Anies juga sudah punya Cawapres (Cak Imin) yang ia rebut dari Prabowo Subianto.
Anies membajak Cak Imin dari Prabowo dengan melepehkan Demokrat yang secara mati-matian mendukung Anies dulu. Jadi, apakah kita akan menyerahkan nasib bangsa yang besar ini kepada orang yang rela berkhianat dan tak memiliki etika terhadap teman sendiri ?
0 Komentar