Perbedaan pernyataan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar terkait IKN, dinilai pengamat akan menuai penilaian tidak kompak dan ada yang tidak tuntas pada Paslon Nomor Urut 3 tersebut.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyatakan tak seharusnya pasangan calon capres dan cawapres memiliki pandangan yang berbeda atas satu isu.
“Harusnya sama. Tak boleh mereka beda pandangan, beda visi misinya. Kalau berbeda, ada sesuatu yang aneh, ada yang tidak tuntas disitu,” kata Ujang, Rabu (29/11/2023).
Walaupun aneh, ia menyebutkan perbedaan pendapat itu merupakan dinamika demokrasi, di mana bisa saja dalam satu poros atau koalisi bisa timbul perbedaan pandangan.
“Mestinya harus satu. Karena jika terpilih, bagaimana. Masak presiden pengen A, wakilnya pengen B. Lucu kan. Ini bisa memberikan potensi perpecahan. Walaupun ya saya tidak tahu, apakah kemarin itu hanya sekedar ide dan gagasan masing-masing ataukah akan diimplementasikan di lapangan. Kalaupun nanti terpilih, tentunya ide Presiden lah yang berjalan, yang diimplementasikan, biasanya wakil hanya ikut saja,” ucapnya.
Ujang mengaku tak bisa menilai alasan dari Muhaimin Iskandar untuk menyatakan hal berbeda dengan Anies Baswedan.
“Mungkin saja Muhaimin ingin punya isu sendiri untuk meraih dukungan. Kalau untuk isu terkait karena turut menyetujui UU IKN atau karena ada proyek, itu semua harus diinvestigasi. Saya tidak tahu masalah itu,” ucapnya.
Ia menilai perbedaan pendapat antara Anies dan Muhaimin bisa saja menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa paslon nomor urut 3 ini tidak kompak.
“Harusnya jangan berbeda pendapat. Kan visi misinya sama, ide dan gagasannya sama. Kalau begini, masyarakat akan melihat mereka tidak kompak, tidak satu,” pungkasnya.
0 Komentar