Sudah tiga minggu sejak Prabowo mendapat nilai jelek dari Ganjar, diperparah oleh Anies yang malah hanya memberi nilai 11 dari 100 atas kinerjanya sebagai Menhan, ternyata Prabowo masih aja ngambek sampai sekarang. Ada apa dengan Prabowo?
Padahal sebelumnya dia tidak peduli, emangnya gue pikiran, begitulah kata dia beberapa waktu lalu. Dia seakan tidak peduli, tapi aslinya bohong karena rasa sakit hati itu masih disimpan seolah itu barang berharga.
"Jadi saudara-saudara, saya ndak apa-apa dikasih nilai rendah enggak apa-apa, itikad baik saya berbuat baik kan begitu saja," ucap Prabowo.
Prabowo lantas menjelaskan, selama dia sekolah di Inggris, Jerman, Swiss, Singapura, Malaysia, Amerika dan Indonesia, tidak pernah mendapatkan nilai anjlok seperti yang diberikan Anies. Maka dari itu, dia menilai Anies kejam karena memberikan nilai 11 dari 100 itu.
"Jadi waktu itu dalam hati ya aku bilang, dalam hati, kejam kali kau. Enggak apa-apa, saya agak shock sedikit, agak shock tapi enggak apa-apa," kata Prabowo.
Sudah tiga minggu lho ini. Kenapa masih disimpan dalam hati dan masih saja ngambek? Sulitkah untuk benar-benar move on?
Katanya siap mati demi negara, rela berkorban demi bangsa dan negara, tapi kenapa disindir gitu aja gak rela sih? Kenapa disenggol sedikit saja rasanya kayak disiksa ratusan tahun. Apakah Prabowo mau menjual kesedihan kepada publik supaya dia mendapatkan simpati? Kok kayaknya lebih parah dari SBY dulu yang suka play victim juga.
Kalau dirasa masih belum bisa move on, silakan bikin lagi kontes nangis massal online yang lebih banyak supaya trending di mana-mana. Nangisnya harus lebih kencang, suaranya harus lebih bising dari suara geber knalpot garing. Raut wajahnya harus meyakinkan dan dapat nominasi oscar kategori akting terbaik.
Padahal mudah melupakan itu adalah baik untuk kesehatan jiwa dan raga. Semakin dipendam, semakin stres, dan semakin kesal. Gak bagus lho buat diri sendiri.
Nanti kalau jadi presiden, dihujat ramai-ramai, dikritik habis-habisan kadang menjadi objek serangan frontal, apakah Prabowo akan memendam semua itu sampai bertahun-tahun? Apakah nanti di saat pidato kenegaraan misalnya, dia bakal curhat dibully rakyat sendiri lalu ngambek dan sedih mengatakan 'kejam kali rakyatku'?
Kalau tidak sanggup mengatasi tekanan dan serangan, lebih baik mundur saja, jangan ikut pilpres. Jangan terlalu maksa dan kelihatan konyol.
0 Komentar