Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Korea Selatan (Korsel) sepakat untuk mendukung pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan total investasi sebesar US$6,37 miliar atau Rp94,62 triliun (asumsi kurs Rp14.862 per dolar AS). Investasi itu mencakup pembangunan smart city.
"Kita juga telah memulai kerja
sama dalam pengembangan IKN Nusantara, antara lain kerja sama dalam pembangunan
penyediaan sistem air minum dan 'capacity building' dalam pembangunan smart
city," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa dukungan
Korea Selatan dalam pembangunan di IKN juga dilakukan melalui penandatanganan
nota kesepahaman kerja sama investasi antara PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
bersama Kementerian Investasi dengan Posco Korea.
Krakatau Steel dan Posco menyepakati
investasi perluasan kapasitas produksi baja terutama pada industri baja
otomotif untuk kendaraan listrik, serta partisipasi Posco dalam pembangunan IKN
Nusantara. Investasi dari kerja sama tersebut diperkirakan US$3,5 miliar.
Selain itu, Pemerintah Korea Selatan
juga menyepakati pembangunan instalasi pengolahan limbah cair untuk IKN
Nusantara.
"Nilai investasinya keseluruhan
mencapai 6,37 miliar dolar AS dan akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga
kerja," kata Jokowi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Basuki Hadimuljhono mengatakan kerja sama Indonesia-Korea Selatan juga
akan mencakup pembangunan instalasi pemurnian air.
Basuki mengatakan Kementerian
Lingkungan Hidup Korea Selatan akan membantu melalui hibah pembangunan
instalasi pemurnian air dengan kapasitas 300 liter per detik.
Kerja sama kedua yang sudah
disepakati adalah pembangunan instalasi pengolahan limbah cair untuk IKN
Nusantara. Kerja sama ketiga mencakup pembangunan smart village yang terdiri
dari 100 unit rumah sebagai proyek percontohan.
"Proyek smart village ini
direncanakan dapat mulai dibangun pada 2023 mendatang dengan dukungan dari
Korea Selatan," kata Basuki.
Untuk menghubungkan IKN Nusantara
dengan Kota Balikpapan, Pemerintah Korsel juga akan membantu pembangunan
terowongan bawah laut atau immerse tunnel yang sesuai dengan konsep forest
city.
"Kita ingin melindungi
bekantan, fauna dan flora endemik lainnya yang ada di sekitar Teluk Balikpapan.
Untuk itu, kita tidak akan membangun jembatan yang secara fisik mengubah
morfologi lingkungan, melainkan kita coba bangun immerse tunnel seperti di
Geoje, Busan," kata Basuki.
Saat ini, proyek tersebut sedang
dalam tahap studi kelayakan. Lalu, persiapan akan dilanjutkan dengan desain
dasar sehingga diharapkan pembangunan dapat dimulai pada 2023.
0 Komentar