Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menegaskan bahwa PDIP bukan partai yang cengeng.
Dia bicara demikian merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengaku sedih karena ditinggal Presiden Joko Widodo.
"Kesedihan itu pasti ada, tapi kita enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng. Banteng ketaton itu langsung bergerak," kata Ganjar saat ditemui wartawan di Ponpes Miftahul Ulum, Jakarta, Minggu (29/10).
Ganjar menyebut PDIP tak akan meromantisir kesedihan yang lahir usai ditinggal Jokowi. Menurutnya, peristiwa Kudatuli yang dialami PDIP pada 1996 silam menjadi bukti bahwa partainya adalah petarung dan tak cengeng.
"Kita tidak dalam romantisme kesedihan, tapi kita harus berjuang, PDI Perjuangan itu waktu PDI juga dihajar habis-habisan dibakar itu, bahkan ada yang mati kok, jangan lupa dengan Kudatuli lho ya," jelas Ganjar.
"Kita fight terus, kita enggak cengeng dengan segala yang terjadi," sambungnya.
Ganjar menghormati keputusan politik yang diambil Jokowi dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka.
"Sampai detik ini saya tetap menghormati Pak Jokowi, saya menghormati Mas Gibran sebagai pilihan politik," kata dia.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya berada dalam suasana sedih setelah ditinggal Jokowi.
Padahal, kata dia, PDIP selama ini sudah memberikan banyak keistimewaan kepada Jokowi.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," ujar Hasto melalui keterangan tertulis, Minggu (29/10).
Hasto bicara demikian usai putra sulung Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka maju menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Jokowi dan Gibran merupakan kader PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sementara Prabowo adalah ketua umum Partai Gerindra.
0 Komentar